Tanah Longsor di Myanmar Mengubur 13 Orang hingga Tewas

Ada 13 orang dilaporkan meninggal dunia pasca-tanah longsor Myanmar.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Agu 2019, 12:41 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 12:41 WIB
Tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat menewaskan lebih dari belasan orang di bagian timur Myanmar. (AFP / Chit Ko Lin)
Tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat menewaskan lebih dari belasan orang di bagian timur Myanmar. (AFP / Chit Ko Lin)

Liputan6.com, Yangon - Tanah longsor akibat hujan lebat menewaskan 13 orang dan melukai belasan lainnya di bagian timur Myanmar. Sementara banjir memaksa ribuan orang di seluruh negeri terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Channel News Asia melaporkan yang dikutip Sabtu (10/8/2019), tanah longsor di Myanmar itu disebabkan oleh hujan lebat, menurut para pejabat pada Jumat 9 Agustus.

Banjir yang membawa lumpur itu menerjang 16 rumah dan sebuah biara pada Jumat pagi di Desa Thae Pyar Kone, Negara Bagian Mon, kata petugas Distrik Myo Min Tun kepada AFP.

"Tiga belas orang sejauh ini ditemukan tewas dan 27 lainnya dibawa ke rumah sakit di Mawlamyine (ibu kota negara bagian Mon)," katanya kepada AFP melalui telepon.

Tim darurat akan melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan hingga Jumat malam untuk mencari lebih banyak orang yang selamat atau untuk mengevakuasi jenazah.

"Pekerja juga berusaha untuk membuka blokir jalan raya utama dari Yangon ke Mawlamyine, yang terkubur di bawah puing setinggi 1,8 meter, Myo Min Tun menambahkan.

Hujan deras telah menyebabkan sungai meluap di seluruh penjuru Myanmar, sementara masyarakat pesisir telah diperingatkan akan menghadapi gelombang pasang yang tinggi.

 

Simak video pilihan berikut:

30.000 Orang Mengungsi

13 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Myanmar
Sejumlah rumah yang terendam banjir terlihat di kotapraja Shwegyin, Wilayah Bago, Myanmar (8/8/2019). Amukan banjir musim hujan yang melanda Myanmar telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka dalam beberapa minggu terakhir. (AFP Photo/Ye Aung Thu)

Gambar udara AFP menunjukkan bagaimana Kota Shwegyin di bagian timur Bago telah berubah menjadi danau yang luas setelah Sungai Sittaung meluap.

Hanya atap-atap beberapa bangunan yang bisa dilihat ketika penduduk mengambil semua yang mereka bisa sebelum melarikan diri dengan perahu penyelamat.

Para pejabat mengatakan setidaknya 30.000 orang, terutama di wilayah Bago dan negara bagian Mon dan Karen, mencari perlindungan dari banjir, banyak di biara-biara.

Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan yang Terkoordinasi (OCHA) memperkirakan sekitar 89.000 orang terlantar dalam beberapa pekan terakhir, meskipun banyak yang sejak itu telah kembali ke rumah.

Vietnam juga mengalami banjir besar pekan ini. Delapan orang dilaporkan tewas di dataran tinggi tengah negara itu. Tim penyelamat menggunakan zipline untuk membawa lusinan korban ke tempat aman di Provinsi Lam Dong.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya