Liputan6.com, Montevideo - Presiden Uruguay Tabare Vazquez mengumumkan pada Selasa (20 Agustus 2019) bahwa dokter mendeteksi kemungkinan pertumbuhan ganas di paru-paru kanannya selama pemeriksaan rutin.
Vazquez yang juga merupakan mantan ahli onkologi, mengatakan, kemungkinan ia akan dirawat di rumah sakit selama satu atau dua hari.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, ia juga akan menjalani pemeriksaan dan identifikasi tambahan untuk mencapai diagnosis pasti.
"Dalam pemindaian, ditemukan nodus pada paru kanan dengan karakteristik sangat ganas," kata Vazquez dalam konferensi pers.
Presiden Uruguay itu mengatakan dia merasa baik-baik saja dan belum mengalami gejala yang berkaitan dengan kanker.
"Ini adalah temuan sebagai hasil dari pemeriksaan berkala yang saya lakukan dan bahwa semua warga negara harus melakukannya," katanya.
Vazquez memimpin partai sayap kiri Frente Amplio yang berkuasa pada 2005, mengakhiri dua dekade pemerintahan konservatif yang mengikuti kediktatoran militer.
Dia menjabat sebagai presiden Uruguay dari 2005 hingga 2010 dan terpilih untuk masa jabatan lima tahun lagi pada tahun 2015.
Salah Diagnosa Kanker Presiden Argentina
Pada tahun 2012, Presiden Argentina Cristina Fernandez juga sempat dinyatakan menderita kanker. Setelah menjalani proses operasi ia dinyatakan tidak pernah menderita kanker.
Hal itu disampaikan setelah hasil tes menunjukkan tidak adanya sel-sel kanker dalam jaringan kelenjar tiroid dalam tubuhnya. Demikian pernyataan Juru Bicara Kepresidenan Alfredo Scoccimarro kala itu pada wartawan.
Seperti dikutip Xinhua, operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid berjalan dengan baik, tetapi setelah pihak dokter mempelajari jaringan tersebut ternyata tidak ada sel-sel kanker. "Diagnosis awal telah dimodifikasi," kata Scoccimaro.
Pemerintah mengumumkan akhir Desember lalu bahwa presiden wanita pertama di Argentina itu telah didiagnosis dengan kanker tiroid setelah ditemukan di lobus kanan kelenjar tiroid selama pemeriksaan medis rutin.
Wakil Presiden dan mantan Menteri Ekonomi Amado Boudou menjalankan tugas negara selama 20-hari untuk menggantikan Fernandez selama cuti medis Fernandez. Ratusan pendukung pemimpin wanita pertama di negeri itu dilaporkan ikut berkemah di dekat rumah sakit, dengan membawa spanduk berisi doa sampai ia diterbangkan pulang.
Advertisement