Liputan6.com, Riau - Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Zainal Abidin Bakar membantah kabar telah melayangkan nota protes mengenai kabut asap (haze) untuk Indonesia. Menurutnya, memang benar adanya bahwa Malaysia memberikan surat melalui Kementerian Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahakan Iklim namun sebenarnya berisi bahwa Negeri Jiran mengajak Indonesia untuk bekerja sama menyelesaikan masalah yang dihadapi kedua negara tersebut.
"Tidak ada kami memberikan surat protes, yang ada hanya Malaysia menawarkan kerja sama untuk menyelesaikan masalah yang tidak hanya dihadapi Indonesia, tapi juga dihadapi Malaysia," ujar Zainal saat ditemui setelah acara Hari Kemerdekaan Malaysia ke-62 di kedutaan besarnya di Jakarta, Rabu 11 September 2019.
Baca Juga
Dengan pernyataan dubes ini, Malaysia membantah pernyataan Menteri LHK RI Situ Nurbaya yang mengatakan bahwa Malaysia mengirimkan nota diplomatik kepada Indonesia perihal fenomena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang turut melanda negara mereka, pada Jumat 6 September lalu.
Advertisement
Yang menurut Siti, Negeri Jiran tidak menangkap persoalan secara objektif.
"Malaysia harus menjelaskan persoalan ini secara objektif," lanjut Siti yang menambahkan bahwa kabut asap di Malaysia mungkin turut dipengaruhi oleh kebakaran hutan di wilayah mereka --seperti Sarawak dan Semenanjung Malaya.
Simak Video Pilihan Berikut:
Menteri RI dan Malaysia Cekcok Saling Lempar Tuduhan Soal Kabut Asap
Sebelumnya, Menteri RI dan Malaysia saling lempar tuduhan soal fenomena kabut asap ini. Bermula dengan komentar Menteri LHK RI Siti Nurbaya, yang mengatakan bahwa kabut asap yang menyelimuti Malaysia "tidak sepenuhnya berasal dari Indonesia," ujarnya dalam sebuah pernyataan pers pada 11 September 2019, seperti dikutip dari Antara.
Merespons komentar Menteri Siti, Menteri Lingkungan Hidup Malaysia Yeo Bee Yin mengatakan, "Biarkan data berbicara," ujarnya dalam sebuah unggahan di Facebook, dikutip dari Channel News Asia, Kamis 12 September.
"Menteri Siti juga tidak boleh menyangkal," lanjut Menteri Yeo.
Pada unggahan tersebut, Yeo memasukkan data dari ASEAN Specialized Meteorological Center (ASMC), yang menunjukkan jumlah total titik panas di Kalimantan adalah 474, dengan 387 di Sumatera. Sebagai perbandingan, hanya tujuh yang tercatat di Malaysia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI (BNPB) mengatakan, lebih dari 3.600 kebakaran telah terdeteksi di Pulau Sumatera dan Kalimantan oleh satelit cuaca, yang menyebabkan kualitas udara yang sangat buruk di enam provinsi dengan populasi gabungan lebih dari 23 juta.
Namun, dengan pernyataan Dubes Zainal memperjelas bahwa sebanarnya Malaysia ingin 'menggenggam tangan' Indonesia untuk menyelesaikan kasus kabut asap Karhutla ini. Bukan dengan saling menuduh.
Reporter: Windy Febriana
Advertisement