8-12-1987: Kesepakatan Nuklir Dua Negara Adidaya AS-Soviet

Hari ini sejarah dua negara adidaya AS dan Soviet.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 08 Des 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Des 2019, 06:00 WIB
Mikhail Gorbachev: Dunia di Ambang Perang Dingin
Mikhail Gorbachev dikenal sebagai pemimpin Uni Soviet pada akhir 1980-an yang dinilai berhasil memulihkan hubungan dengan Barat.

Liputan6.com, Washington D.C. - Pada tanggal 8 Desember 1987, tepat 32 tahun silam, pimpinan dua negara adidaya, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev menandatangani perjanjian untuk mengurangi pengembangan persenjataan nuklir masing-masing negara.

Dalam pertemuan di Washington, Reagan dan Gorbachev sepakat untuk menyetop pengembangan nuklir dan menghancurkan senjata yang dinilai berpotensi mengenai kawasan Eropa. Perjanjian bertajuk Intermediate Nuclear Forces (INF) Treaty ini dalam rangka menjaga stabilitas keamanan dunia.

Usai penandatangan perjanjian, masing-masing pemimpin negara tersebut ke tempat terpisah yang sudah disediakan untuk berpidato di hadapan wartawan internasional.

Setelah Perang Dunia II, AS dan Soviet kerap berseteru dalam hal propaganda teknologi dan kerap adu retorika. Situasi ini disebut Perang Dingin. Dan saat masing-masing dipimpin Reagan dan Gorbachev, kedua negara ini sepakat untuk mengarah ke perdamaian dunia.

Dalam kesempatan tersebut, Reagan mengatakan, kesepakatan ini sesungguhnya merupakan sesuatu yang mustahil, tapi nyatanya bisa terwujud. Sementara Gorbachev menyebut kesepakatan nuklir ini demi kepentingan dunia. "Ini bermakna luas bagi umat manusia secara universal."

Reagan dan Gorbachev juga menjelaskan bahwa secara prinsip, AS dan Soviet memiliki perbedaan yang sangat jauh, dari segi historis, ideologi, sosial-ekonomi dan budaya. Namun keduanya memiliki satu tujuan, yakni untuk menjaga perdamaian dunia.

Ada sejumlah isu mencuat tentang adanya penolakan dari Senat AS atas perjanjian ini. Senat bisa saja membatalkan perjanjian lewat amandemen. Namun jika Senat setuju, maka AS dan Soviet harus menghancurkan masing-masing rudal nuklir.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Ribuan Nuklir

Penandatanganan Traktat Senjata Nuklir Jarak Menengah (INF) antara Presiden AS Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada Desember 1987 atau lima bulan jelang KTT Moskow (Wikimedia / Creative Commons)
Penandatanganan Traktat Senjata Nuklir Jarak Menengah (INF) antara Presiden AS Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada Desember 1987 atau lima bulan jelang KTT Moskow (Wikimedia / Creative Commons)

Tercatat, ada 1.752 rudal Soviet dan 859 rudal milik Amerika dengan jangkauan 300 hingga 3.400 mil atau 482 hingga 5.474 km. Penghancuran ini membutuhkan waktu kurang leih tiga tahun.

Reagan dan Gorbachev menyebut perjanjian ini merupakan langkah awal untuk rencana selanjutnya, yakni menyepakati penghentian sebagian senjata nuklir jarak jauh. Hal ini akan diwujudkan saat Reagan mengunjungi Uni Soviet tahun depan.

Sebelumnya Gorbachev mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi AS di Kedutaan Besar Soviet di negara pamn sam. Pejabat AS itu antara lain, mantan Sekretaris Negara Henry Kissinger, mantan Menteri Pertahanan Robert McNamara, dan aktor Paul Newmark. Pertemuan membicarakan langkah perlucutan senjata nuklir.

Sejarah lain mencatat pada 8 Desember 1914, peperangan besar meletus di kepulauan Falkand dekat perairan Chile. Pertempuran antara AL Inggris dan Jerman itu merupakan salah satu pertempuran laut terbesar sepanjang sejarah.

Selain itu, 8 Desember 1980, musisi terkenal dari The Beatles John Lennon menghembuskan nafas terakhir. Suami dari Yoko Ono itu tewas akibat tembakan jarak dekat yang dilepaskan fans beratnya Mark David Chapman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya