Kapal Berisi Migran 3 Negara Tenggelam di Danau Van Turki, 7 Orang Tewas

Sebuah kapal yang membawa migran dari tiga negara tenggelam di Danau Van Turki dan menewaskan tujuh orang.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Des 2019, 16:57 WIB
Diterbitkan 26 Des 2019, 16:57 WIB
20151220-Ilustrasi Kapal Tenggelam-AFP
Ilustrasi kapal tenggelam (AFP Photo)

Liputan6.com, Ankara - Sebuah kapal yang membawa imigran dari Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan tenggelam di Danau Van, Turki timur. Sedikitnya tujuh orang tewas, kata para pejabat.

Lima orang ditemukan tewas di tempat kejadian dan dua orang meninggal di rumah sakit.

Danau itu berada di dekat perbatasan dengan Iran, tempat para imigran sering menyeberang ke Turki dalam perjalanan mereka menuju Eropa. Demikian dikutip dari BBC, Kamis (26/12/2019).

Enam puluh empat orang diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit serta tempat penampungan terdekat.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.00 waktu setempat (00:00 GMT). Masih belum jelas mengapa mereka berada dalam kapal di danau yang sepenuhnya berada di wilayah Turki.

Kapal itu tenggelam setelah terbalik ketika mendekati distrik Adilcevaz di Bitlis, di pantai utara danau, kata kantor gubernur.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Transit Poin Bagi Migran

Potret Anak-Anak Pengungsi Afghanistan di Jalanan Athena
Anak-anak bermain di sebuah jalan di luar kamp pengungsi Eleonas di Athena (20/11/2019). Yunani akan menutup tiga kamp migran terbesarnya di pulau-pulau yang menghadap Turki, dan menggantinya dengan fasilitas baru yang lebih ketat untuk identifikasi, relokasi dan deportasi. (AFP/Louisa Gouliamaki)

Turki telah menjadi titik transit utama bagi para imigran yang berusaha pergi menuju Eropa, banyak dari mereka melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan di negara asal mereka.

Banyak yang bergantung pada usaha penyelundupan manusia dan menghadapi rute darat serta laut yang berbahaya yang sering mengakibatkan kematian.

Pasukan keamanan Turki telah menahan sekitar 441.532 migran tanpa dokumen jelas di wilayahnya tahun ini, menurut kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah.

Pada 2016, Turki mencapai kesepakatan keuangan dengan Uni Eropa untuk membendung aliran imigran dan pengungsi ke Eropa. Bulan lalu, media Jerman mengutip laporan rahasia Uni Eropa yang mengatakan jumlah penyeberangan dari Turki meningkat tajam tahun ini, dengan sebagian besar orang datang dari Afghanistan.

Bulan ini Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Turki tidak dapat menangani "gelombang pengungsi baru" dari Suriah di tengah peningkatan pemboman provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak. Ia mengatakan gelombang baru akan dirasakan oleh semua negara Eropa.

Turki telah menampung sekitar 3,7 juta pengungsi Suriah, populasi pengungsi terbesar di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya