Liputan6.com, Tehran - Jenderal Esmail Ghaani resmi menggantikan Qasem Soleimani yang tewas diserang drone Amerika Serikat (AS). Esmail kini memimpin Pasukan Quds yang bertanggung jawab atas intelijen dan proksi militer Iran di Timur Tengah.
Pemimpin Iran berkata siap melaksanakan balas dendam kepada AS karena menyerang Soleimani, dan Esmail Ghaani berkata Tuhan akan membalaskan tindakan AS.
Advertisement
Baca Juga
"Tuhan Yang Maha Kuasa berjanji untuk memberikan pembalasan, dan Tuhan adalah pembalas yang utama. Tindakan-tindakan tertentu akan dijalankan," ujar Ghaani dalam wawancara TV Iran seperti dikutip AP News, Senin (6/1/2030).
Pasukan Quds berada langsung di bawah kontrol Ayatollah Ali Khamenei. Ketika dipipmin Qasem Soleimani, Quds juga masuk daftar teroris AS atas kejahatan militernya di Timur Tengah. Pasukan itu berafiliasi dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Hizbullah, dan pemberontak Houthi.
Ghaani berjanji akan meneruskan karier Soleimani seperti sebelumnya. Ia pun berkata ingin menyingkirkan Amerika dari wilayahnya.
Di lain pihak, anggota legislatif Irak telah mengambil suara untuk mengakhiri kehadiran militer asing di negara mereka, termasuk 5.200 pasukan AS yang melawan ISIS, alasannya adalah karena ISIS sudah dikalahkan.
Donald Trump pun berkata siap menyerang Iran jika negara itu melakukan retaliasi atas tewasna Qasem Soleimani. Sementara, Donald Trump meminta pembayaran pangkalan udara AS di Irak jika ingin pasukannya ditarik mundur.
"Kita telah menghabiskan banyak uang di Irak. Kita punya pangkalan udara yang luar biasa mahal di sana. Harga pembangunannya miliaran dolar," ujar Trump. "Kita tidak akan pergi kecuali mereka membayar kita," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jenazah Qasem Soleimani Tiba di Iran
Para pelayat memenuhi jalan-jalan di ibukota Iran, Tehran, untuk pemakaman komandan militer Iran yang terbunuh yaitu Qasem Soleimani (62).
Soleimani dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada hari Jumat atas perintah Presiden Donald Trump.
Menurut laporan BBC, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei memimpin doa dan pada satu titik terlihat menangis.
Soleimani mempelopori operasi militer Iran di Timur Tengah, dan dianggap sebagai teroris oleh AS.
Presiden Trump mengatakan Soleimani sedang "merencanakan serangan yang akan segera terjadi dan menyeramkan" terhadap diplomat AS dan personil militer di Irak dan di tempat lain di kawasan itu.
Televisi pemerintah memperlihatkan kerumunan besar di Teheran untuk pemakaman Soleimani.
Orang-orang terlihat menangis sementara yang lain memegangi foto almarhum komandan. Nyanyian "Matilah Amerika" juga terdengar.
Advertisement
Anak Soleimani Peringatkan AS
Putri Qasem yaitu Zeinab Soleimani memperingatkan AS bahwa mereka akan menghadapi "hari gelap" atas pembunuhan itu. "Trump gila, jangan berpikir bahwa semuanya sudah berakhir dengan kemartiran ayahku," katanya.
Setelah pemakaman hari Senin, jenazah sang jenderal kemudian akan dibawa ke Qom, salah satu pusat Islam Syiah, untuk upacara menjelang pemakaman di kota kelahirannya di Kerman pada hari Selasa.
Ketika mengunjungi anggota keluarga Soleimani di rumah mereka di Teheran, Presiden Rouhani mengatakan: "Orang Amerika benar-benar tidak menyadari kesalahan besar apa yang telah mereka lakukan.
"Pembalasan dendam atas darahnya akan dilakukan pada hari itu ketika tangan-tangan kotor Amerika akan terputus selamanya dari kawasan itu."
Iran telah bersumpah untuk membalas dendam atas kematian Soleimani dan pada hari Minggu mundur dari perjanjian nuklir 2015.