Liputan6.com, Jakarta Iran mengakui militernya secara keliru menembak jatuh pesawat Ukraina yang menewaskan semua orang di dalamnya berjumlah 176 korban. Demonstrasi pun terjadi menuntut Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mundur sebagai tanggung jawab atas insiden yang menewaskan warga sipil itu
"Panglima Tertinggi [Khamenei] mengundurkan diri, mengundurkan diri," seru ratusan orang di depan Universitas Amir Kabir, Teheran, seperti dikutip dari AlJazeera, Minggu (12/1/2020).
Advertisement
Merespons demonstrasi itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menulis pesan dukungan dalam akun Twitter pribadinya menggunakan aksara Persia.Â
Advertisement
"Kepada orang-orang Iran yang pemberani dan berduka, saya telah mendukung Anda sejak awal kepresidenan saya dan pemerintah saya akan terus mendukung Anda. Kami mengikuti protes Anda dengan cermat. Keberanianmu menginspirasi."Â
Penembakan pesawat Ukraina itu terjadi beberapa jam setelah rudal ditembakkan Iran ke pangkalan militer Irak yang menampung tentara AS. Penyerangan pangkalan militer AS itu sebagai balasan atas serangan drone AS di Baghdad yang menewaskan Jenderal Top Iran, Qasem Soleimani.
Dalam insiden penembakan pesawat yang menewaskan warga sipil itu, jumlah korban jiwa terdiri dari 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, 4 warga Afghanistan, 3 warga Jerman dan 3 warga negara Inggris.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Duta Besar Inggris Ditangkap
Inggris mengkonfirmasi duta besarnya Rob Macaire ditangkap secara singkat selama demonstrasi di Irab. Rob dituduh 'menghasut' para pengunjuk rasa di depan Universitas Amir Kabir.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, penangkapan itu adalah "pelanggaran mencolok hukum internasional" dan berulang kali menyerukan agar Iran mengurangi ketegangan.
Sebelumnya, Iran mengakui militernya telah menembak jatuh pesawat Ukraina dan menyebutnya sebagai "kesalahan besar".
Militer mengklaim pertahanan udara ditembakkan secara keliru selama peringatan yang diberlakukan setelah rudal Iran menyerang sasaran AS di Irak.
Iran sempat membantah selama berhari-hari setelah kecelakaan bahwa pihaknya sengaja menjatuhkan pesawat komersil itu, meskipun seorang komandan Pengawal Revolusi mengatakan dia telah memberitahu pihak berwenang tentang serangan rudal yang tidak disengaja pada hari itu terjadi.Â
Pesawat Ukraine International Airlines jatuh pada setelah lepas landas dari bandara Teheran pada Rabu 8 Januari.
Presiden Hassan Rouhani pun ikut merespon kecelakaan ini dengan mengatakan, "Republik Islam Iran sangat menyesali kesalahan yang menghancurkan ini. Pikiran dan doa saya ditujukan kepada semua keluarga yang berduka," seperti dikutip dari CNN.Â
Advertisement
Ukraina Tuntut Permintaan Maaf dan Kompensasi
Jarang terjadi, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran menyampaikan permintaan maafnya atas insiden penembakan pesawat yang menewaskan warga sipil. Mereka meminta maaf kepada negara para korban dan menerima tanggung jawab penuh atas kecelakaan itu.
Tuntutan permintaan maaf dan kompensasi secara resmi sudah dikeluarkan oleh Ukraina. Dengan kerja sama penuh yang diharapkan bersama Iran, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga ikut menyerukan penyelidikan secara lengkap dan menyeluruh. Â
Pesan dalam sebuah akun Twitter juga dituliskan oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif , yang mengatakan bahwa "kesalahan manusia merupakan alasan terjadinya krisis tersebut, yang disebabkan oleh petualangan AS menyebabkan bencana."
Dalam sebuah pernyataan militer, pesawat terbang itu dikatakan melintas dekat ke situs Pengawal Revolusi yang sensitif pada saat siaga tinggi. Namun Ukraina menyatakan pesawat itu terbang dalam koridor penerbangan normal.
Organisasi Penerbangan Sipil Iran juga mengatakan pesawat itu tidak membelok dari jalur normal. Ukraine International Airlines mengatakan bahwa seharusnya bandara ditutup oleh Iran pada saat itu, mereka juga menambahkan bahwa tidak adanya indikasi ancaman dan telah mendapatkan izin untuk lepas landas.