China Minta Eks-Pasien Virus Corona Donorkan Plasma Darah, Aman?

China percaya donor darah dari eks-pasien Virus Corona bisa sembuhkan penyakit itu di orang lain. Namun, apakah aman?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Feb 2020, 19:45 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 19:45 WIB
Kerja Keras Pekerja Medis Rawat Pasien Virus Corona
Pekerja medis memindai pasien virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020). Sebanyak 1.716 pekerja medis dilaporkan terinfeksi virus corona. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China meyakini plasma darah dari pasien Virus Corona (COVID-19) yang sudah sembuh bisa membantu pasien lainnya. Maka dari itu, pejabat kesehatan China mendorong pasien sembuh untuk donor darah.

Dilansir Straits Times, Rabu (19/2/2020), Komisi Kesehatan Nasional China berkata plasma dari pasien sembuh COVID-19 mengandung antibodi yang bisa mengurangi virus di pasien yang kritis.

"Saya ingin memanggil kepada semua pasien yang sembuh untuk mendonorkan plasma mereka agar mereka bisa memberikan harapan bagi pasien-pasien yang sakit kritis," ujar Guo Yanhong, kepala departemen administrasi medis Komisi Kesehatan Nasional China.

Pihak Kementerian Sains dan Teknologi China berkata ada 11 pasien Virus Corona di kota Wuhan yang mendapat infusi plasma pada pekan lalu, dan hasilnya ada pasien yang sembuh.

"Satu pasien telah dipulangkan, satu lagi bisa beranjak dari kasur dan berjalan dan yang lainnya sedang pemulihan," ujar Sun Yanrong dari Kementerian Sains dan Teknologi China.

Hal serupa dinyatakan China National Biotec Group bahwa pasien-pasien kritis Virus Corona kondisinya langsung meningkat 24 jam setelah mendapat plasma darah.

Namun ada pihak-pihak yang skeptis dengan saran donor darah itu. Mayo Clinic dari Amerika Serikat (AS) juga menyebut donor darah sebaiknya jangan dilakukan hingga 28 hari setelah pasien Virus Corona sembuh, demikian lansiran KIMT.

Aturan program donor darah Mayo Clinic ini tak hanya berlaku bagi yang pernah kena Virus Corona, melainkan juga yang pernah ke China atau Hong Kong dalam 28 hari terakhir.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Apakah Aman?

Kerja Keras Pekerja Medis Rawat Pasien Virus Corona
Pekerja medis tidur siang saat merawat pasien virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020). Enam pekerja medis, termasuk dokter, dinyatakan meninggal dunia akibat virus corona. (Chinatopix via AP)

WHO menyambut rencana China yang menggunakan plasma darah sebagai cara penanganan Virus Corona. Tetapi, mereka meminta agar dilaksanakan dengan selamat.

"Ini adalah area penemuan penting," ujar kepala program darurat WHO Michael Ryan.

"Cara ini sangat valid untuk mengeksplorasi penyembuhan, terutama ketika kita tidak punya vaksin dan kita taku punya anti-viral yang spesifik," lanjutnya.

Pejabat WHO lain mengingatkan darah juga bisa menularkan penyakit. Praktik donor darah eks-pasien Virus Corona pun penting untuk mengikuti protokol.

"Dengan produk-produk darah juga bisa mengirimkan penyakit-penyakit lain," ujar kepala divisi Kesiapan Darurat Infeksi Global WHO.

Wang Guiqiang, dokter dari Peking University First Hospital, berkata dokter di China tak akan mengambil seluruh darah melainkan hanya plasma.

"Komponen-komponen lain termasuk sel darah merah dan platelet akan diinfuskan lagi ke para pendonor," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya