Liputan6.com, Tokyo - Seorang lagi penumpang di Kapal Princess Diamond meninggal akibat Virus Corona (COVID-19). Korban adalah orang lanjut usia (lansia) berusia 80 tahunan.
Dilaporkan Channel News Asia, Selasa (25/2/2020), bertambahnya korban Virus Corona yang berasal dari kapal Princess Diamond membuat Jepang dikritik. Pasien pun tetap bertambah meski sudah dikarantina dua minggu di atas kapal.
Advertisement
Baca Juga
Pasien tertular Virus Corona di Diamond Princess sudah tembus 600 orang. Pemerintah Jepang berulang kali menegaskan respons mereka terhadap penumpang kapal Diamond Princess sudah tepat.
NHK melaporkan kemarin baru saja ada penumpang lansia Diamond Princess lain yang meninggal akibat Virus Corona. Korban menderita pneumonia.
Seluruh empat korban yang meninggal adalah lansia berusia 80 tahunan. Pemerintah Jepang tidak mengungap detail identitas korban.
Pada 19 Februari kemarin, penumpang Diamond Princess sudah boleh turun dari kapal secara bertahap. Ternyata, beberapa pasien yang sudah dikarantina tetap saja positif Virus Corona.
Ada pasien dari Australia yang positif Virus Corona ketika dikarantina di Darwin, selain itu seorang penumpang asal Israel juga positif Virus Corona.
Pemerintah Jepang pun mengaku menyesal karena tidak memberikan tes lebih lanjut bagi penumpang yang turun dari Diamond Princess. Berdasarkan peta Gis And Data, pasien tertular Virus Corona di Jepang berjumlah 159 orang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pemerintah Tak Mau Gegabah Evakuasi 74 WNI di Kapal Pesiar Jepang
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa pemerintah tak mau terburu-buru mengevakuasi 74 Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal Diamond Princess Jepang. Mereka sebelumnya menjalani masa observasi di kapal pesiar itu akibat Virus Corona.
Terawan lalu mencotohkan penanganan pemerintah Australia yang terburu-buru mengevakuasi warganya. Akibatnya, kini ada 15 pasien positif virus corona di negeri kanguru itu.
"Contoh sekarang, negara yang keburu-buru ngambil (warganya) coba. Australia itu dari negatif jadi positif kan. Kita mau seperti itu? Amerika sama juga kan? Masa mau ngikutin yang seperti itu? Kita hati-hati," ujar Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin kemarin.
Untuk itu, pemerintah sangat berhati-hati dalam mengevakuasi WNI serta tetap mengikuti kaidah yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebab, pemerintah juga harus melindungi 260 juta masyarakat Indonesia dari penyebaran wabah Virus Corona.
"Negara kita jauh sangat hati-hati dan mengikuti kaidah badan kesehatan dunia. Itu kita lakukan dengan tertib dan ketat. Tidak boleh sekedar kita dipengaruhi oleh sebuah keputusan yang gegabah. Taruhannya besar sekali," jelasnya.
Menurut Terawan, saat ini pemerintah masih bernegosiasi dengan otoritas Jepang soal opsi pemulangan 74 WNI di Diamond Princess, apakah menggunakan pesawat atau kapal. Namun, dia menilai opsi yang paling memungkinkan yakni dengan menggunakan kapal.
"Harus butuh negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan jangan sampai kita diketawain dunia di kemudian hari," ucap Terawan.
Advertisement
Evakuasi ke Kepulauan Seribu
Sebelumnya, sebanyak 188 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi menggunakan kapal TNI AL akan diobservasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu terkait wabah virus corona. Mereka adalah kru kapal pesiar World Dream.
"Lokasi sudah diterapkan dan disiapkan, yaitu di Kepulauan. Ada pulau yang tidak berpenghuni, di Sebaru 1," kata Menko PMK Muhadjir Effendy usai menghadap Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Muhadjir memastikan bahwa lokasi observasi 188 WNI tersebut aman sehingga tidak ada kekhawatiran virus corona menyebar ke masyarakat. Terlebih, kata dia, Pulau Sebaru adalah pulau yang tak berpenghuni.