Liputan6.com, Jakarta - Kasus Virus Corona COVID-19 asal kota Wuhan, China, sudah menembus 81 ribu orang. Sebanyak 78 ribu pasien berasal dari China Daratan.
Para dokter di provinsi Hubei kewalahan menghadapi banyaknya pasien di daerah mereka yang mencapai 65 ribu kasus, hampir tiga ribu pasien dinyatakan meninggal.
Baca Juga
[bacajuga:Baca Juga](4187659 4188029 4186658 )
Advertisement
Pemerintah China menerapkan kebijakan agar dokter-dokter dari wilayah lain dikirim ke provinsi Hubei untuk membantu dokter setempat. Totalnya kini sudah lebih 41 ribu dokter dari luar daerah yang bertugas di Hubei untuk merawat pasien Virus Corona.
"Lebih dari 313 tim medis dari seluruh negeri telah dikirim ke provinsi Hubei. Ada lebih dari 41.600 dokter dan perawat bersama kuantitas pasokan medis yang besar," ujar Duta Besar China untuk ASEAN Deng Xijun pada acara ASEAN High-Level Symposium on Disaster Management di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Namun, ada masalah baru yang lahir dari kebijakan ini. Akibat banyak dokter-dokter yang pergi ke Hubei dan fokus melawan Virus Corona, justru terjadi kekurangan tenaga dokter untuk penyakit lain.
Time melaporkan sejumlah pasien non-Virus Corona di Shanghai, Wuhan, dan beberapa daerah lain ditolak rumah sakit. Otoritas kesehatan di China pun meminta agar praktik penolakan itu dihentikan.
Dubes Deng berkata pemerintah China telah secara transparan menyediakan informasi ke seluruh dunia terkait Virus Corona. Di dalam negeri, China juga menyediakan aplikasi agar rakyat bisa memantau situasi.
"Masyarakat telah di-update secara harian dengan jumlah kasus konfirmasi dan suspect. Tak hanya level nasional, tetapi untuk tiap provinsi dan kota. Dengan aplikasi mobile, sseorang bisa dengan mudah melihat di mana kasus terkonfirmasi di dekat mereka," ujar Dubes Deng.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
China dan Negara ASEAN Solid Kerja Sama Lawan Virus Corona COVID-19
Para Menteri Luar Negeri se-Asia Tenggara dan Republik Rakyat China baru saja melaksanakan pertemuan khusus di Laos. Topik membahas koordinasi regional melawan Virus Corona (COVID-19).
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga turut serta dalam pertemuan itu. Duta Besar China untuk ASEAN Deng Xijun menegaskan pertemuan tersebut mengandung makna solidaritas.Â
"Pertemuan itu sepenuhnya menunjukan niat dan determinasi kuat untuk solidaritas dan dukungan antara ASEAN dan China dalam periode sulit," ujar Dubes Deng Xijun di Jakarta, Jumat pekan lalu.
"Pertemuan itu seakan mengirimkan kepada dunia sebuah sinyal yang jelas dan tegas bahwa China dan ASEAN akan melindungi rakyat di sini," lanjut Dubes Deng.
Tantangan ekonomi yang datang akibat Virus Corona diakui ada benarnya, namun Dubes China berkata masalah itu hanyalah jangka pendek.
Sebelum menghadapi Virus Corona, pengalaman kerja sama China dan ASEAN disebut Dubes Deng sudah menjadi tradisi ketika ada masalah internasional, seperti krisis finansial 1997 dan 2008, SARS, dan tsunami 2004.
Hasil lain dari pertemuan di Laos adalah penguatan aspek-aspek seperti pembangunan kapasitas, pembagian informasi, pertukaran teknis, dan pelatihan personel.
"Jadi ketika kita mendapati penyakit maka menunjukan perlunya China dan ASEAN untuk bergandengan tangan," kata Dubes Deng.
Advertisement