Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan masih berupaya mengekang penyebaran Virus Corona (COVID-19) di negaranya. Sumber penyebaran adalah kota Daegu, namun kota-kota lain sudah siaga tinggi.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Korsel Umar Hadi menyampaikan update bahwa para staf di KBRI Seoul beserta keluarganya dalam keadaan aman. Staf di Busan juga dipastikan sehat.
Advertisement
Baca Juga
"Seluruh staf dan keluarga KBRI Seoul, IIPC (Indonesia Investment Promotion Center) Seoul, dan ITPC (Indonesia Trade Promotion Center) Busan, dalam keadaan sehat dan aman," ujar Umar di Seoul, Sabtu pagi (29/2/2020).
"Selain itu juga saya laporkan bahwa seluruh warga Indonesia yang ada di Korea Selatan sampai pagi hari ini dalam keadaan sehat dan aman," tegasnya.
Kasus Virus Corona di Korsel sudah hampur menyentuh 3.000 kasus, atau tepatnya 2.931 orang. Sebanyak 27 orang dinyatakan sembuh dan 16 orang meninggal.
Dubes Umar melaporkan aktivitas di sekitar KBRI Seoul di Yoido berjalan normal. Beberapa perkantoran di Seoul tutup, termasuk KBRI dan kantor pusat LG, namun Dubes Umar memastikan pelayanan kedutaan masih berjalan.
"Kemarin pun dalam keadaan tutup kegiatan pelayanan tetap berjalan melalui jalur-jalur emergency. Kita tetap melayani permintaan paspor, SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor), dan sebagainya," tegas Dubes Umar.
KBRI Seoul kemarin sudah melakukan sterilisasi serta penyemprotan disinfektan untuk mencegah Virus Corona. Dubes Umar berharap operasional kedutaan kembali berjalan normal pada Senin pekan depan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
WHO: Virus Corona Sudah Berpotensi Jadi Pandemi
Wabah Virus Corona telah mencapai "titik yang menentukan" dan memiliki "potensi pandemi", kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia Dr Tedros Ghebreyesus.
Dilansir dari BBC, komentarnya muncul ketika negara-negara di seluruh dunia sedang berjuang untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.Â
Iran dan Italia telah menjadi pusat infeksi utama, dengan orang-orang yang bepergian dari sana menyebarkan virus lebih jauh lagi.
Beberapa pejabat tinggi Iran telah terinfeksi, bahkan yang terakhir adalah Wakil Presiden untuk Urusan Wanita dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar.
"Itulah yang terjadi di seluruh dunia yang sekarang menjadi perhatian terbesar kami," kata Dr. Tedros.
Secara global, lebih dari 80.000 orang di hampir 50 negara telah terinfeksi. Hampir 2.800 telah meninggal, mayoritas di provinsi Hubei China.
Sementara itu pasar saham di seluruh dunia telah turun tajam di tengah kekhawatiran bahwa peningkatan pembatasan perjalanan akan mencegah aktivitas bisnis.
Advertisement