91 Persen Pasien COVID-19 di Hubei Dirawat dengan Obat Tradisonal China

Pengobatan tradisional China telah berperan penting menyembuhkan pasien Virus Corona COVID-19 di Hubei.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 15 Mar 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2020, 20:10 WIB
Bekam dan Akupuntur Jadi Solusi Alternatif Pengobatan Corona
Seorang pasien yang terinfeksi virus corona COVID-19 menerima perawatan dengan teknik medis tradisional Tiongkok yang dikenal sebagai "bekam" di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan di provinsi Hubei China (11/3/2020). China melaporkan peningkatan kasus virus corona pada Maret 11. (AFP/STR)

Liputan6.com, Hubei - Pengobatan tradisional China (traditional Chinese medicine/TCM) telah berperan penting dalam perawatan pasien Virus Corona COVID-19 di Hubei, provinsi yang terkena dampak paling parah. Sebanyak 91,91 persen pasien di Hubei mendapatkan perawatan dengan pengobatan tradisonal.

Menurut Wakil Ketua Komisi Kesehatan China Tingkat Provinsi, Tu Yuanchao, pengobatan TCM telah diberikan kepada 99 persen pasien Virus Corona di rumah sakit darurat di Provinsi Hubei, dan 94 persen orang di tempat karantina untuk pencegahan.

Sejumlah fasilitas umum seperti pusat pameran dan gimnasium telah dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat sejak awal Februari lalu sebagai upaya untuk merawat pasien dengan gejala ringan, dan mengisolasi sumber penularan di tengah keterbatasan sumber daya medis.

Hingga ditutupnya dua rumah sakit darurat terakhir pada Selasa 10 Maret, total pasien yang diterima rumah-rumah sakit darurat di Wuhan mencapai 12.000 lebih, kata pihak berwenang setempat.

Para ahli TCM terus berupaya mempromosikan metode pengobatan TCM untuk pemulihan pasien COVID-19, dikombinasikan dengan metode pengobatan Barat, kata Tu, seperti dilansir Xinhua, Minggu (15/3/2020).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Hanya 4 Kasus Baru

Bekam dan Akupuntur Jadi Solusi Alternatif Pengobatan Corona
Pasien terinfeksi virus corona COVID-19 menerima perawatan akupunktur di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan, China (11/3/2020). Peningkatan kasus virus corona di China memicu kekhawatiran bahwa infeksi dari luar negeri dapat merusak kemajuan dalam menghentikan penyebaran virus tersebut. (AFP/STR)

Provinsi Hubei di China tengah melaporkan empat kasus terkonfirmasi baru penyakit Virus Corona COVID-19 dan 10 kematian pada Sabtu 14 Maret. Hal itu demikian disampaikan komisi kesehatan di provinsi itu pada Minggu (15/3/2020).

Semua kasus baru tersebut dikonfirmasi di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei yang sekaligus menjadi pusat wabah COVID-19.

Laporan terbaru itu membuat total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Hubei, provinsi yang terkena dampak paling parah, menjadi 67.794 kasus.

Hingga Sabtu, Hubei tidak mencatatkan kasus infeksi baru selama 10 hari berturut-turut di 16 kota dan prefekturnya di luar Wuhan. Kota Wuhan juga hanya mencatatkan satu digit kasus baru setiap harinya selama empat hari.

 

1.335 Pasien Pulih

Sembuh, Dua Pasien Corona di China Tinggalkan Rumah Sakit
Pasien melambaikan tangan di Rumah Sakit Umum Rakyat Keempat Provinsi Qinghai di Xining, Provinsi Qinghai, China (21/2/2020). Sejauh ini, total 18 orang yang dipastikan terinfeksi coronavirus di provinsi tersebut berhasil disembuhkan dan diizinkan meninggalkan rumah sakit. (Xinhua/Zhang Long)

Selain itu pada hari yang sama, Hubei melaporkan 1.335 pasien telah diizinkan pulang dari rumah sakit setelah dinyatakan sembuh, menambah total pasien yang meninggalkan rumah sakit di provinsi tersebut menjadi 54.278 orang.

Di antara 9.376 pasien yang dirawat inap, 2.551 di antaranya masih berada dalam kondisi parah dan 612 lainnya dalam kondisi kritis.

Komisi Kesehatan Provinsi Hubei juga menyatakan bahwa provinsi itu masih memiliki 18 kasus dugaan setelah 17 kasus dugaan sebelumnya dihapus, tetapi memasukkan tambahan satu kasus dugaan baru pada Sabtu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya