Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuai kontroversi digital setelah menyebut Virus Corona (COVID-19) sebagai "Virus China." Penyebutan demikian sebetulnya tak selaras dengan imbauan WHO.
Ucapan "Virus China" digunakan Trump ketika membahas dampak Virus Corona COVID-19 ke berbagai industri, seperti industri penerbangan.
Advertisement
Baca Juga
"Amerika Serikat akan dengan sangat kuat mendukung para industri, seperti penerbangan dan lainnya, yang terutama kena dampak Virus China. Kita akan lebih kuat daripada sebelumnya!" ujar Donald Trump seperti dikutip dari akun Twitter @realDonaldTrump, Selasa (17/3/2020).
"Virus China" kini menjadi trending di Twitter.
The United States will be powerfully supporting those industries, like Airlines and others, that are particularly affected by the Chinese Virus. We will be stronger than ever before!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 16, 2020
Ucapan Donald Trump ini mengemuka beberapa hari setelah China menyebut Virus Corona COVID-19 belum tentu berasal dari negara mereka. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, kemudian dikabarkan menyebar teori konspirasi bahwa virus tersebut berasal dari AS.
"Mungkin saja pasukan AS yang membawa epidemi ini ke Wuhan," ujar Zhao Lijian. Ia pun memposting artikel dari situs teori konspirasi Globalresearch.ca untuk membuktikan Virus Corona berasal dari AS.
Ironisnya situs globalresearch.ca justru merilis artikel yang membantah ada bukti Virus Corona disebar militer AS.
"Saat ini tak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut," tulis situs teori konspirasi tersebut yang mengutip artikel dari situs People's Daily.
Sementara itu, WHO tidak membolehkan nama "Virus Corona" atau "Virus China" karena tak ingin mengaitkan virus dengan nama tempat.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sudah tes Virus Corona COVID-19 karena kontak dengan sejumlah orang yang kemudian dinyatakan positif. Hasil pemeriksaanya negatif. Kendati demikian ia mengimbau warga AS melakukan karantina diri agar virus tak makin menyebar.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
China Bantah Virus Corona Berasal dari Negaranya
Sebelumnya dilaporkan, China kini menolak tudingan bahwa Virus Corona (COVID-19) berasal dari negara mereka. China mengaku sedang melacak asal virus tersebut.
Klaim ini dibuat China pada awal Maret lalu, tapi mulai disorot karena China tidak terima dengan istilah "Virus Corona Wuhan" yang digunakan pejabat Amerika Serikat (AS). Penyebutan Wuhan dianggap mengandung stigma.
"Meski WHO sudah resmi menamakan Virus Corona baru ini, oknum politikus Amerika tidak menghormati sains dan keputusan WHO, langsung mengambil peluang untuk menstigmasi China dan Wuhan. Kami mengecam praktik buruk ini," ujar jubir Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang seperti dikutip CNBC.
Selain itu, China bersikeras bahwa Virus Corona belum tentu berasal dari negara mereka.
"Tak ada kesimpulan yang sudah dicapai terkait asal virus itu, sebab pencarian jejak (virus) masih berlangsung," ujar Zhao Lijian, yang juga menjadi jubir Kemlu China.
"Epidemi tersebut memang pertama kali dilaporkan di China, tetapi itu tidak berarti asalnya di China," lanjut Zhao.
Sebelum dinamakan COVID-19, virus ini disebut Virus Corona Wuhan karena pertama ditemukan di Wuhan. Dokter di Wuhan yang menemukan virus ini sempat dibungkam pemerintah.
Menlu AS Mike Pompeo memakai istilah Virus Corona Wuhan dan anggota DPR AS Kevin McCarthy juga belakangan ini menyebut COVID-19 sebagai "Virus Corona China."
Pompeo dan McCarthy kompak menolak minta maaf atas istilah yang mereka pakai. Pompeo berkata COVID-19 memang berasal dari China. Alasan serupa digunakan McCarthy yang turut menyalahkan Partai Komunis China.
Virus Corona yang awalnya merebak di China pada Desember lalu kini sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, Eropa, dan Timur Tengah.
Advertisement