Spanyol Perpanjang Status Darurat Corona COVID-19 hingga 12 April

Parlemen Spanyol menyetujui perpanjangan status darurat Virus Corona COVID-19 hingga 12 April.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 27 Mar 2020, 07:02 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2020, 07:02 WIB
1.000 Tamu Hotel di Spanyol Dikarantina Imbas COVID-19
Seorang petugas polisi berdiri di depan hotel H10 Costa Adeje Palace di mana sebuah ambulans diparkir di Tenerife, Canary Island, Spanyol, Selasa, (25/2/2020). Hotel ini diisolasi setelah salah satu kliennya, turis Italia, dinyatakan positif mengalami kontraksi dengan virus corona. (AP Photo)

Liputan6.com, Madrid - Sempat menuai perdebatan antaranggota dewan, parlemen Spanyol akhirnya menyetujui perpanjangan status darurat Virus Corona COVID-19 hingga 12 April. Termasuk juga menambah masa karantina wilayah sehingga masyarakat harus tetap berada di rumah.

Selama karantina berlangsung, warga diperbolehkan ke luar rumah hanya untuk bekerja, membeli makanan, dan obat-obatan.

Mayoritas anggota parlemen dari total 321 orang setuju status darurat Virus Corona COVID-19 diperpanjang, sementara 28 lainnya tidak menyatakan sikap atau abstain. Kelompok oposisi terbesar, Partai Rakyat (People's Party) mendukung kebijakan tersebut.

"Tidak mudah memperpanjang status darurat," kata Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, di gedung parlemen. "Saya yakin opsi paling efektif menekan penyebaran virus dengan menjalani isolasi sosial."

Spanyol kesulitan menekan jumlah kasus positif COVID-19, khususnya setelah jumlah korban jiwa sejak Rabu 25 Maret melampaui China. Setidaknya 738 pasien tewas per harinya.

Sementara itu, jumlah pasien Virus Corona COVID-19 di Spanyol meningkat 10 kali lipat sejak pemerintah menetapkan status darurat pada 14 Maret, dan jumlah korban menjadi total 3.434 jiwa.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jumlah Kematian Tertinggi Kedua di Dunia

Suasana Kota Barcelona Setelah Spanyol Berlakukan Lockdown
Warga berjalan di sepanjang La Ramblas, Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown setelah negara berpenduduk 47 juta jiwa itu terdampak virus corona COVID-19 paling parah kedua di Eropa setelah Italia. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Spanyol jadi negara dengan jumlah kematian tertinggi kedua dunia karena Virus Corona COVID-19. Di atas Spanyol, Italia melaporkan korban tewas 6.820 jiwa.

Fasilitas kesehatan di Spanyol kewalahan menerima pasien, bahkan arena bermain ski es di Madrid pun berubah jadi tempat penyimpanan jasad korban. Di luar arena, banyak mobil jenazah terparkir.

Lokasi itu jadi tempat cukup populer bagi anak-anak yang ingin merayakan ulang tahun.

Pemerintah Spanyol berupaya keras menyediakan perlengkapan pelindung seperti masker, alat kebersihan, sarung tangan, dan alat bantu pernapasan (ventilator). Pemerintah telah memesan perlengkapan medis dan alat pemeriksaan COVID-19 senilai 432 juta euro (setara 471,4 juta dolar AS) dari China, kata Menteri Kesehatan Salvador Illa, seperti dikutip dari Antara, Jumat (27/3/2020).

Otoritas di Spanyol juga meminta bantuan alat pelindung diri dan ventilator ke negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Alat tersebut digunakan tenaga medis untuk merawat pasien.

Pemerintah Spanyol juga mempertimbangkan kemungkinan menutup lebih banyak wilayah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya