Liputan6.com, Paris- Media lokal Prancis melaporkan bahwa pemerintah negara mereka sedang berjuang untuk menambah persediaan yang dibutuhkan dalam menangani pandemi Virus Corona COVID-19.
Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran mengatakan bahwa negaranya telah memesan hampir dua miliar masker dari China.
1 juta masker bedah, 1,5 juta sarung tangan, dan 10.000 baju pelindung medis telah disumbangkan oleh Pemerintah China ke Prancis dalam upaya penanganan virus. Pada 20 Maret, Kedutaan Besar Prancis di China juga mengkonfirmasi bahwa negaranya telah menerima sumbangan.
Advertisement
Prancis telah menggunakan 40 juta masker wajah setiap pekan saat menghadapi pandemi, menurut menteri pada sebelumnya.
Ada 441 kematian akibat Virus Corona COVID-19 dalam 24 jam yang dilaporkan di Prancis pada Sabtu, 4 April, yang lebih rendah dari jumlah pada hari sebelumnya yang tercatat 588.
Pejabat Tinggi Kesehatan Jerome Salomon mengatakan kepada wartawan bahwa hal ini membawa jumlah total kematian menjadi 7.560 sejak epidemi dimulai. Total 5.532 dilaporkan meninggal di rumah sakit dan 2.028 di fasilitas perawatan lansia.
Saat ini ada 28.143 orang dengan Virus Corona COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Prancis, menurut Jerome Salomon. Jumlah itu dikatakan naik 711 dari hari sebelumnya, dengan 6.838 dari mereka yang sedang dalam perawatan intensif, serta peningkatan harian 176 pasien kritis, demikian seperti dikutip dari CGTN, Minggu, (5/4/2020).
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Corona COVID-19 di Prancis
Sejak 17 Maret 2020, Prancis telah memberlakukan lockdown dalam upaya untuk memperlambat penyebaran Virus Corona COVID-19.
Dengan adanya pemberlakuan itu, warga akan yang meninggalkan rumah mereka diharuskan untuk membawa formulir yang ditandatangani, disertakan dengan keterangan ke mana mereka pergi dan alasannya. Jika hal itu tidak dilakukan, telah adanya denda yang dibuat.
Jerome Salomon mengatakan, bahwa pandemi Virus Corona COVID-19 benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dengan ribuan kasus serius dan ribuan kematian.
Jerome Salomon lalu juga mengingatkan bahwa dengan adanya perlambatan dalam tingkat penerimaan perawatan intensif baru, maka hal itu tidak bisa ditangani dengan "penanggapan secara santai."
Advertisement