Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan berhasil meredam penularan Virus Corona (COVID-19) di tengah masyarakat. Hari ini, tercatat nol penularan lokal (local transmission).
Dilaporkan kantor berita Yonhap, Kamis (30/4/2020), ini adalah pertama kalinya tidak ada penularan di kalangan masyarakat Korsel. Yang ada hanya ada kasus impor sebanyak 4 orang.
Advertisement
Baca Juga
Virus Corona ini pertama kali muncul di negeri itu pada 20 Januari lalu dan Korsel mendapat pujian karena cepat melakukan tes massal. Total kasus di Korsel kini ada 10.765 pasien.
Berdasarkan data CDC Korsel, sebanyak 63 persen kasus berada di Daegu, sementara kasus di Seoul dan Busan masing-masing 5,8 persen dan 1,27 persen. Total angka kematian ada 246 pasien.
Kasus tertinggi di Korsel menjangkit anak muda usia 20-29 tahun, yaitu 27 persen. Meski begitu, tidak ada pasien berusia di bawah 30 tahun yang meninggal dunia.
Angka kematian Virus Corona tertinggi ada pada usia lansia, yakni:
- Usia 60-69 tahun: 35 kematian (14,23 persen)
- Usia 70-79 tahun: 73 kematian (29,67 persen)
- Usia 80 ke atas: 118 (47,97 persen)
Saat ini, sekolah-sekolah di Korsel menjalankan distance learning dan bisnis mulai dibuka secara bertahap. Pemerintah Korsel masih menerapkan aturan social distancing sampai awal Mei.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
63 Persen Warga Korsel Tolak Pelonggaran Social Distancing
Sebelumnya dilaporkan, warga Korsel sudah ada yang berani keluar untuk menikmati musim semi, namun mayoritas masih mendukung social distancing. Menurut mereka, berkurangnya kasus tak menjadi acuan tunggal untuk melonggarkan kebijakan jaga jarak.Â
survei pemerintah mengungkap sebanyak 63,3 persen masyarakat menolak pelonggaran social distancing. Mayoritas cemas jika virus kembali melonjak, padahal vaksin Corona jenis baru masih belum tersedia.
Sebanyak 66,5 persen kubu oposisi berkata penghentian social distancing harus mempertimbangkan faktor infeksi, situasi internasional, dan perkembangan vaksin.
Ada 36,7 persen masyarakat yang setuju pelonggaran social distancing secepatnya. Beberapa argumen mereka adalah angka infeksi menurun dan ekonomi yang melambat.
Survei ini dirilis pemerintah Korsel dan melibatkan 1.000 responden. Korsel tidak memakai lockdown, hanya saja wilayah terdampak parah Virus Corona baru seperti Daegu mendapat pengawasan ketat dan warga harus tinggal di rumah.
Advertisement