Warga Belgia Diminta Banyak Makan Kentang Goreng Selama Pandemi Corona, untuk Apa?

Berikut adalah alasan pejabat Belgia meminta warganya untuk lebih banyak memakan kentang goreng.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Apr 2020, 12:05 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2020, 12:05 WIB
Kentang Goreng
Ilustrasi Kentang Goreng. (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta- Fries atau irisan kentang goreng, telah lama menjadi menu favorit pada bar dan restoran di Belgia. Namun, lockdown akibat Virus Corona COVID-19 di Belgia sejak 18 Maret membuat permintaan produk kentang beku mengalami penurunan.

Akibatnya, Belgia kini mengalami kelebihan sekitar 750.000 ton kentang, seperti dikutip dari Mental Floss, Kamis (30/4/2020).

Untuk mencegah kentang-kentang tersebut terbuang sia-sia, pemerintah Belgia meminta semua warganya melakukan perubahan pola makan tertentu, yaitu dengan memakan kentang goreng setidaknya dua kali dalam dua pekan. 

Penurunan permintaan kentang dari bar dan restoran ini telah membuat tekanan besar pada jumlah penyimpanan freezer yang tersedia untuk menampung kelebihan. Karena sekitar 75 persen industri kentang Belgia adalah produk kentang beku.

Saksikan Video Berikut Ini:

Hindari Limbah Makanan

Kentang Goreng
Ilustrasi Kentang Goreng (iStockphoto)​

Para pejabat berharap orang-orang dapat membantu mengurangi kelebihan penyimpanan tersebut dengan meningkatkan pembelian kentang goreng beku dari toko.

Sekretaris Jenderal Belgapom, Romain Cools yaitu asosiasi industri kentang nasional, mengatakan kepada CNBC, bahwa mereka bekerja dengan supermarket untuk melihat apakah bisa meluncurkan kampanye yang meminta warga Belgia untuk melakukan sesuatu pada sektor itu dengan memakan kentang goreng sebanyak dua kali dalam dua pekan selama krisis Virus Corona COVID-19.

Ia juga menambahkan, "Apa yang kami coba lakukan adalah menghindari limbah makanan, karena setiap kentang yang hilang adalah kerugian."

Belgia mencari cara lain yang bermanfaat dan kreatif untuk menurunkan beberapa kentang yang tidak diproses untuk mencegah kerugian sebanyak mungkin.

Selain mengirimkan kentang ke negara-negara di Eropa Tengah dan Afrika yang menghadapi kekurangan pangan serta ke bank makanan, produsen juga mengubah kentang menjadi biofuel dan pakan ternak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya