Kisah Nenek di Belgia Meninggal Usai Tolak Ventilator Demi Pasien Corona Lebih Muda

Suzanne tanpa pamrih melakukannya karena ventilator sangat dibutuhkan banyak orang yang terpapar Virus Corona COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Apr 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStock)

Liputan6.com, Brussels - Seorang wanita berusia 90 tahun di Belgia meninggal dunia karena Virus Corona COVID-19. Ia meninggal dunia setelah menolak penggunaan ventilator dan meminta dokter untuk memberikannya pada pasien yang jauh lebih muda darinya.

Dikutip dari laman India Today, Jumat (3/4/2020), Suzanne Hoylaerts dirawat di rumah sakit sejak 20 Maret lalu. Kondisinya semakin hari semakin memburuk karena Corona COVID-19.

Menurut Daily Mail, Suzanne tanpa pamrih melakukannya karena ventilator sangat dibutuhkan banyak orang yang terpapar Virus Corona jenis baru.

Terlebih alat ini jumlahnya tak banyak sehingga membuat banyak rumah sakit kebingungan.

"Saya tidak ingin menggunakan alat itu. Simpan untuk pasien yang lebih muda. Saya sudah memiliki kehidupan yang baik," ujar Suzanne.

Suzanne dirawat di rumah sakit setelah menunjukkan sejumlah gejala, seperti kurang nafsu makan dan sesak napas.

Setelah dia diuji, rumah sakit mengatakan bahwa nenek itu positif terpapar Corona COVID-19.

Putrinya, Judith, mengatakan kepada sebuah surat kabar Belanda, Het Laatste Nieuws, "Saya tidak bisa mengucapkan selamat tinggal padanya, dan saya bahkan tidak punya kesempatan untuk menghadiri pemakamannya."

Putri Suzanne dan keluarganya bingung bagaimana dia tertular Corona COVID-19 saat dirinya tinggal di rumah dan mengikuti semua tindakan kebersihan sesuai prosedur.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Belgia Lockdown

Deretan Bangku Taman di Belgia Digaris Polisi
Orang-orang berjalan melewati bangku yang dipasangi garis polisi di Brussel, Belgia, pada 25 Maret 2020. Deretan bangku di sejumlah taman dilarang diduduki untuk mencegah orang-orang berkumpul atau berada terlalu lama di area publik tersebut. (Xinhua/Zheng Huansong)

Untuk mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19, Pemerintah Belgia memutuskan memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah. Lockdown ini dimulai pada Rabu 18 Maret hingga 5 April dengan membatasi pergerakan warganya.

Perdana Menteri Belgia Sophie Wilmes mengatakan, warga Belgia akan dibatasi untuk bepergian, kecuali untuk kepentingan pada kunjungan ke supermarket, apotek, dan bank, atau untuk kasus-kasus darurat.

Sophie juga mengatakan, "situasi telah berevolusi dan memaksa kami untuk mengambil tindakan keras untuk membendung penyebaran Virus Corona COVID-19."

Pada 17 Maret 2020 Belgia melaporkan 185 kasus baru Virus Corona COVID-19, sehingga total menjadi 1.243 kasus dengan 10 kematian, seperti dikutip dari Straits Times.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya