WHO: Belum Ada Bukti Virus Corona COVID-19 Berasal dari Laboratorium China

WHO belum menerima laporan dan bukti dari AS yang menyebut bahwa Corona COVID-19 berasal dari laboratorium China. Meski tudingan asal virus itu dari sana tengah santer.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Mei 2020, 11:38 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2020, 08:02 WIB
WHO Diminta Bantu Atasi Pemasaran Makanan Anak yang Tak Pantas
Masalah gizi ibu dan anak menjadi perhatian dalam sidang paripurna World Health Assembly (WHA) di Gedung PBB Jenewa.

Liputan6.com, New York - Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada pada Senin. 4 Mei 2020 bahwa Washington tidak dapat memberikan bukti yang mendukung klaim "spekulatif" presiden AS bahwa Virus Corona baru berasal dari laboratorium China.

"Kami belum menerima data atau bukti spesifik dari pemerintah Amerika Serikat yang berkaitan dengan asal-usul Virus Corona. Jadi dari sudut pandang kami, ini tetap spekulatif," direktur kedaruratan WHO Michael Ryan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (5/5/20200).

Para ilmuwan meyakini virus pembunuh itu melonjak dari hewan ke manusia, muncul di China akhir tahun lalu, kemungkinan dari pasar di Wuhan yang menjual hewan eksotik.

Namun Presiden AS Donald Trump, yang semakin kritis terhadap manajemen wabah pertama China, mengklaim memiliki bukti bahwa itu dimulai di laboratorium Wuhan.

Dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Minggu kemarinmengatakan "bukti besar" mendukung klaim itu, yang telah ditolak keras oleh China.

"Seperti organisasi berbasis bukti, kami akan sangat bersedia menerima informasi apa pun yang dimaksudkan sebagai asal virus," kata Ryan, menekankan bahwa ini adalah "bagian yang sangat penting dari informasi kesehatan masyarakat untuk pengendalian di masa depan.

"Jika data dan bukti itu tersedia, maka pemerintah Amerika Serikat akan memutuskan apakah dan kapan dapat dibagikan, tetapi sulit bagi WHO untuk beroperasi dalam kekosongan informasi dalam hal itu," tambahnya.

Simak video pilihan berikut:

Trump Sebut Punya Bukti

20170406-Donald Trump Bertemu dengan Xi Jinping di Florida-AP
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelum melakukan pertemuan di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4). Isu perdagangan dan Korea Utara diperkirakan menjadi isu utama pembahasan kedua pemimpin negara tersebut. (AP Photo/Alex Brandon)

Institut Virologi di Wuhan disebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi lokasi pertama penyebaran Virus Corona COVID-19.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus menyerang China dengan menyebut dirinya sudah melihat bukti.

Ia terus menyebut Virus Corona baru berasal dari sebuah institut virologi di Wuhan. Berikut laporan perkembangan Virus Corona di dunia dalam sepekan.

Seperti dikutip dari ABC Australia, Presiden Donald Trump tidak menjelaskan bukti apa yang dia maksudkan saat mengatakan Virus Corona berasal dari sebuah laboratorium. Ia beralasan "tidak diizinkan" untuk menyampaikan bukti yang ia ketahui.

Presiden Trump menegaskan China sangat tidak kompeten dalam menghentikan Virus Corona sehingga keluar dari negaranya, "atau mereka malah membiarkannya keluar".

Sebelumnya, Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengeluarkan sebuah pernyataan jika intelijen AS sependapat dengan "konsensus ilmiah" bahwa Virus Corona "tidak dibuat atau dimodifikasi secara genetis".

Tapi kantor itu menambahkan intelijen AS akan "terus memeriksa secara teliti informasi yang muncul dan laporan intelijen untuk menentukan apakah wabah itu dimulai melalui kontak dengan hewan terinfeksi atau hasil dari kecelakaan laboratorium di Wuhan".

Kemarin, Presiden Trump mengklaim penanganan pandemi yang dilakukan China adalah bukti bahwa Beijing terus berusaha menggagalkan upaya Presiden Trump terpilih kembali pada November nanti.

Ratusan warga Amerika Serikat, termasuk milisi bersenjata, berkumpul di dalam Gedung Negara Bagian Michigan di Lansing untuk memprotes 'lockdown' di negara bagian tersebut.

Aksi dilakukan kelompok yang menamakan dirinya "American Patriot Rally", termasuk diantaranya para pendukung Donald Trump.

Para pengunjuk rasa diukur suhu tubuhnya oleh polisi ketika hendak memasuki gedung.

Di dalam gedung, mereka menyanyikan lagu kebangsaan dan meneriakkan slogan "mari kita bekerja".

Ini merupakan aksi protes terbesar di Michigan sejak 15 April lalu, ketika para pendukung menggelar aksi 'Operasi Gridlick' yang melibatkan ribuan warga, hingga memacetkan jalan-jalan di Lansing.

Unjuk rasa ini sebagai bentuk protes terhadap aturan tinggal di rumah, yang telah diperpanjang hingga 15 Mei mendatang di Michigan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya