Jerman Perpanjang Masa Jaga Jarak hingga 29 Juni 2020 Akibat Corona COVID-19

Pemerintah Jerman yang dipimpin oleh Angela Merkel telah terlibat dalam perselisihan dengan negara-negara yang paling tidak terkena dampak.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Mei 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2020, 07:30 WIB
FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Dokter Beate Krupka (tengah) memeriksa Clara terkait virus corona COVID-19 di Distrik Kreuzberg, Berlin , Jerman, Rabu (8/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di Jerman sebanyak 125.452 terinfeksi dan 2.871 meninggal. (Michael Kappeler/dpa via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Jerman telah memperpanjang aturan jarak sosial yang bertujuan menahan penyebaran pandemi Corona COVID-19 hingga 29 Juni 2020, kata pemerintah Kanselir Angela Merkel pada Selasa, 26 Mei kemarin.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (27/5/2020) hingga 10 orang akan diizinkan untuk berkumpul di tempat-tempat umum tetapi Jerman harus berhubungan dengan sesedikit mungkin orang, menurut aturan yang disepakati antara pemerintah federal dan 16 negara.

Pemerintah Merkel telah terlibat dalam perselisihan dengan negara-negara yang paling tidak terkena dampak.

Beberapa di antaranya ingin mengabaikan langkah-langkah tersebut dan membuka diri sepenuhnya.

Jumlah kasus virus Jerman sekarang berada di puncak 179.000 dengan lebih dari 8.300 kematian - jauh lebih rendah daripada rekan-rekan Eropa seperti Inggris, Prancis, Spanyol dan Italia.

"Keberhasilan ini terutama didasarkan pada kenyataan bahwa aturan jarak dan kebersihan telah diterapkan dan dihormati," kata pemerintah dan daerah.

Namun, para pejabat memperingatkan bahwa pembatasan lebih lanjut dapat diberlakukan jika wabah Corona COVID-19 lokal terjadi lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Survei Terbaru: Virus Corona Bikin Orang Jerman Lebih Kritis Terhadap AS

FOTO: Kasus Corona COVID-19 Global Tembus 2 Juta Pasien
Pengendara sepeda melewati grafiti bertema virus corona COVID-19 yang bertuliskan ‘Happy Easter’ pada dinding di Hamm, Jerman, Senin (13/4/2020). Kasus COVID-19 tertinggi di dunia ditempati oleh Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, dan China. (AP Photo/Martin Meissner)

Dalam jajak pendapat terhadap 1.000 orang Jerman yang dilakukan Koerber Foundation terungkap, 73% menyatakan opini mereka tentang Amerika Serikat (AS) telah memburuk imbas krisis kesehatan yang disebabkan Virus Corona jenis baru saat ini.

Melansir laman DW Indonesia, hal ini kontras dengan 36% responden lain yang mengatakan, pandangan mereka justru menjadi jauh lebih negatif terhadap China, negara tempat Virus Corona COVID-19 terdeteksi pertama kali pada akhir 2019.

Survei juga menunjukkan satu dari empat orang peserta survei mengatakan, pandangan mereka tentang China telah membaik.

Sementara 71% mendukung pernyataan China seharusnya lebih bisa transparan dalam hal manajemen krisis untuk memperlambat penyebaran virus.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya