Protes Kasus Kematian George Floyd Meluas, Kondisi WNI di AS Dipastikan Aman

Aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai negara bagian di AS, mulai dari wilayah Pantai Timur hingga Pantai Barat, telah memasuki hari ketujuh.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Jun 2020, 12:26 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2020, 12:26 WIB
Demo Kematian George FLoyd Masih Berlanjut di AS
Seorang pria memegang skateboard bertuliskan nama George Floyd ketika berunjuk rasa dalam mendukung Floyd dan Regis Korchinski-Paquet dan protes terhadap rasisme, ketidakadilan dan kebrutalan polisi, di Vancouver (31/5/2020). (Darryl Dyck/The Canadian Press via AP)

Liputan6.com, Washington, D.C - Gelombang protes terhadap kasus kematian George Floyd saat ditangkap polisi meluas hampir seantero Amerika Serikat sejak 26 Mei 2020. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington D.C. bersama dengan seluruh Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Amerika Serikat terus memonitor dan memastikan keselamatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tersebar di berbagai kota dan wilayah.

"Seluruh WNI di AS yang berjumlah 142.441 orang saat ini berada dalam kondisi aman dan baik-baik. Tidak ada laporan terkait WNI yang terdampak akibat demo," ujar Iwan Freddy Hari Susanto, Kuasa Usaha Ad-Interim/Wakil Duta Besar RI untuk AS.

Dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, pihak KBRI Washington D.C. pada Selasa (2/6/2020) menyebut aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat, mulai dari wilayah Pantai Timur hingga Pantai Barat, telah memasuki hari ketujuh. Sebagian telah menerapkan peraturan jam malam dan status darurat.

"Keselamatan dan keamanan WNI di AS menjadi prioritas utama dan perhatian khusus KBRI Washington D.C. dan KJRI-KJRI se-AS," ujar Iwan.

"Sebagai salah bentuk perlindungan kepada WNI, semua Perwakilan RI di AS telah mengeluarkan himbauan kepada WNI agar tetap tenang, hati-hati dan tidak keluar rumah kecuali untuk kepentingan atau kebutuhan yang mendesak, seperti membeli kebutuhan rumah tangga sehari-hari atau pergi ke dokter."

"WNI juga kita wanti-wanti agar menjauhi tempat-tempat terjadinya aksi unjuk rasa karena akan membahayakan keselamatan dan keamanan mereka. Patuhi setiap instruksi, kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas setempat," ungkap Iwan.

Dia juga mengatakan, seluruh Perwakilan RI di AS terus menjalin kontak dengan simpul-simpul masyarakat Indonesia, termasuk mahasiswa, di berbagai wilayah di AS untuk membantu memantau dari dekat dan memastikan keselamatan WNI dalam situasi saat ini.

KBRI Washington D.C. dan KJRI-KJRI se-Amerika Serikat juga membuka layanan nomor hotline bagi masyarakat Indonesia di AS jika membutuhkan bantuan atau pertolongan.

Simak video pilihan berikut:

Efek Demo

Polisi Berlutut di Protes Kematian George Floyd
Seorang pria berteriak dengan emosi ketika polisi berlutut saat aksi protes memprotes kematian George Floyd di sebelah Gedung Putih di Washington pada 31 Mei 2020. George Floyd, tewas tak bisa bernafas karena tercekik lutut polisi saat ditangkap pada (25/5/2020) lalu. (ROBERTO SCHMIDT/AFP)

Gedung Putih gelap gulita di tengah unjuk rasa kasus kematian George Floyd. Tak jelas apa alasan mematikan lampu ini. 

Insider melaporkan pada Senin (1/6/2020) bahwa Gedung Putih mematikan lampu eksternalnya pada Minggu malam.

Sebuah video dari akun @_Crypto_Maniac_ menunjukan situasi Gedung Putih ketika mati lampu:

Pada video yang di akun Twitter New York Times, suasana di depan Gedung Putih mendadak gelap gulita di tengah demo yang masih berlangsung.

Foto-foto Gedung Putih mati lampu juga tersebar di Twitter. Para warganet menyindir kepemimpinan Presiden Donald Trump yang mematikan lampu.

Spekulasi lain yang berkembang adalah lampu sengaja dimatikan agar memudahkan petugas Gedung Putih memantau situasi lewat night vission google.

Preiden AS Donald Trump sempat dibawa ke bunker di bawah tanah selama kurang-lebih satu jam pada Jumat kemarin akibat demo di depan Gedung Putih. 

Pada akhir pekan, Trump beberapa kali sempat aktif di Twitter. Ia memberi selamat ke Garda Nasional yang berhasil mengendalikan situasi di Minneapolis dan meminta para kepala daerah agar tegas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya