Banjir di Kyushu Jepang, 15 Orang Tewas dan Hampir 200 Ribu Warga Dievakuasi

Rekomendasi evakuasi atas ancaman banjir dikeluarkan untuk 167.687 warga di Kumamoto, Kagoshima, dan Miyazaki, Kyushu, Jepang.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jul 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2020, 11:00 WIB
Banjir
Ilustrasi Banjir di Jepang (iStockphoto)​

Liputan6.com, Kyushu - Sedikitnya 15 orang di Prefektur Kumamoto, Jepang selatan, dikhawatirkan tewas dan 13 lainnya hilang ketika hujan lebat memicu tanah longsor dan banjir di pulau Kyushu pada Sabtu 4 Juli 2020 waktu setempat.

Otoritas prefektur mengumumkan pada jam 5 sore bahwa 14 penghuni panti jompo di distrik Watari Kuma tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tiga warga lainnya didiagnosis menderita hipotermia, demikian seperti dilansir the Asahi Shimbun, Minggu (5/7/2020).

Sebelumnya, pejabat prefektur Kumamoto, Jepang mengatakan satu keluarga dengan tiga orang di Tsunagi dilaporkan hilang setelah rumah mereka tersapu oleh tanah longsor. Salah satunya ditemukan dalam keadaan henti jantung paru.

Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan khusus mengenai hujan lebat untuk prefektur Kumamoto dan Kagoshima pada pukul 4:50 pagi, tetapi itu diturunkan menjadi peringatan pada pukul 11:50 pagi.

Peringatan itu juga menargetkan masyarakat setempat agar bersiap-siap menghadapi hujan deras yang disebabkan oleh garis awan hujan yang terhenti di daerah tersebut.

Di antara kota-kota yang dicakup oleh peringatan itu adalah Amakusa, Ashikita, Kuma, Uki dan Yatsushiro di Prefektur Kumamoto dan Isa di Prefektur Kagoshima.

Di antara kota-kota Prefektur Kumamoto yang mencatat curah hujan lebat antara tengah malam 2 Juli dan 10 pagi pada 4 Juli adalah Minamata dengan 513 milimeter, Yunomae dengan 497 mm, Amakusa dengan 471 mm, Kuma dengan 470,5 mm dan Yamae dengan 468,5 mm.

Simak video pilihan berikut:

Hampir 200 Ribu Penduduk Diminta Evakuasi

Ilustrasi bendera Jepang (AFP/Toru Yamanaka)
Ilustrasi bendera Jepang (AFP/Toru Yamanaka)

Pada pukul 9:30 pagi pada tanggal 4 Juli, Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran mengatakan pemberitahuan tingkat 5 tertinggi dari bencana alam yang sedang berlangsung telah dikeluarkan untuk total 38.615 penduduk di Prefektur Kumamoto, sementara perintah evakuasi tingkat 4 telah dikeluarkan untuk 76.662 penduduk prefektur Kumamoto dan Kagoshima.

Rekomendasi evakuasi dikeluarkan untuk 167.687 warga di Kumamoto, Kagoshima, dan Miyazaki.

Beberapa warga Tsunagi ditemukan menunggu untuk diselamatkan dari atap rumah mereka. Warga di Yatsushiro dan Sagara juga dilaporkan terisolasi.

Di Prefektur Kagoshima, pemerintah kota Akune mengeluarkan perintah evakuasi untuk 4.216 penduduk. Jalan menuju kota Izumi yang berdekatan runtuh, sehingga tidak dapat dilewati.

Tanah longsor menghancurkan satu rumah di Nagashima, tetapi wanita tua yang tinggal di sana mengungsi tepat waktu dan tidak terluka. Sebuah jalan prefektur di kota Kagoshima menjadi tidak dapat dilewati karena tanah longsor.

Jalur Kyushu Shinkansen antara stasiun Kumamoto dan Kagoshima-Chuo membatalkan operasi dari kereta terjadwal pertama pada 4 Juli, seperti halnya sejumlah jalur lokal, menurut pejabat Kyushu Railway Co.

Jepang Barat diperkirakan akan menghadapi hujan lebat dan badai sampai sore 4 Juli, sementara hujan lebat diperkirakan akan terjadi di Jepang timur pada awal 5 Juli. Bagian depan musim hujan diperkirakan akan melanda sebagian besar negara, membawa lebih banyak hujan ke barat Jepang pada 5 Juli.

Satu gugus tugas dibentuk di kantor perdana menteri pada awal 4 Juli, dan Perdana Menteri Shinzo Abe mengeluarkan instruksi untuk melakukan segala upaya untuk melindungi kehidupan masyarakat.

Para pejabat mengatakan bahwa sekitar 10.000 anggota Pasukan Bela Diri sedang bersiap untuk dikirim ke wilayah Kyushu. Ryota Takeda, menteri negara yang bertanggung jawab atas manajemen bencana, akan terbang ke Kyushu pada 4 Juli untuk penilaian langsung dari situasi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya