Bisa Salip China, Pakar Sebut Kasus Corona di Indonesia Bakal Tembus 100 Ribu

Ilmuwan memprediksi kasus Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bisa tembus 100 ribu.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Jul 2020, 12:47 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2020, 17:00 WIB
FOTO: New Normal, Calon Penumpang KRL Mengular di JPO Lenteng Agung
Antrean calon penumpang KRL meluber hingga jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Stasiun Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (8/6/2020). Memasuki new normal, terjadi penumpukan penumpang di sejumlah stasiun KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia, Indonesia pada Sabtu 18 Juli 2020 melaporkan total 84.882 kasus positif virus corona yang terkonfirmasi oleh Gugus Tugas Nasional COVID-19, dengan tambahan hari ini sebanyak 1.752. 

Penambahan kasus belakangan terakhir telah menempatkan Indonesia sebagai negara dengan total kasus virus corona terbanyak di Asia Tenggara, diikuti oleh Filipina dan Singapura.

Tak hanya itu, pergerakan akumulasi kasus bisa membuat Indonesia menyalip negara yang menjadi episentrum awal pandemi global tersebut, yakni China.

Menurut data John Hopkins University yang dilihat pada 18 Juli 2020 pukul 16.00 WIB, China memiliki akumulasi 85.314 kasus virus corona terkonfirmasi --selisih 432 kasus dari Indonesia. Jika melihat pergerakan kasus harian, bisa dipastikan bahwa total kasus di Indonesia akan melampaui China dalam waktu dekat.

Bahkan, menurut agregator data global lainnya, seperti Worldometers dan ECDC Uni Eropa, jumlah kasus di Indonesia (84.882) telah melampaui China (83.644) pada hari ini.

Jika dibandingkan dengan pergerakan kasus global sejauh ini, bisa dikatakan bahwa Tiongkok telah melewati puncak kasus pandemi. Berdasarkan laporan pada 17 Juli, penambahan kasus baru di China selama 10 hari terakhir tidak pernah melebihi angka 50, menurut laporan China-briefing.com pada 17 Juli 2020.

Kendati demikian, seperti banyak negara yang telah menekan pandemi, China masih mewaspadai gelombang dan kluster kasus baru.

Sementara bagi Indonesia, upaya untuk menekan laju kasus harian —dengan rata-rata tambahan per-hari melebihi 1.000 kasus— masih belum selesai. Pakar memprediksi, Indonesia akan terus mengalami peningkatan kasus hingga menyentuh 100 ribu, bahkan lebih, selama beberapa pekan ke depan.

Ini salah satunya dipengaruhi kapasitas tes yang meningkat. 

"Jadi lebih banyak yang diperiksa. Lebih banyak yang ketahuan positif sekarang. Yang kedua, jumlah laboratorium yang memeriksa lebih banyak, jumlah testingnya setiap hari diharapkan mencapai 30 ribu tes per-hari," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan anggota tim pakar Gugus Tugas Nasional COVID-19, Prof. Amin Soebandrio kepada Liputan6.com, Sabtu (18/7/2020).

Prof. Amin mengambil patokan jika kapasitas tes terus meningkat dan jumlah pasien positif adalah 10 persen tiap harinya, maka ada kemungkinan kasus virus corona di Indonesia bertambah sampai 40 ribu hingga bulan depan. 

Melihat kasus di Indonesia saat ini sudah 83 ribu, maka beberapa pekan lagi kasus virus corona bisa mencapai 120 ribu.

"Spesimen yang dites itu makin naik, sekarang 22 ribu, nanti mendekati 24 ribu," lanjut Prof. Amin.

"Kalau angka positifnya itu sekitar 10 persen setiap hari, kita bisa dapat memahami kalau jumlah positifnya mencapai 2.000-an. Jadi kalau setiap hari sekitar 2.000-an, maka dalam dua-tiga minggu ke depan kita bisa mendapatkan 30 ribu-40 ribu tambahannya dari sekarang," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Fokus ke Pergerakan Akumulasi Kasus di Daerah

Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi Ikuti Tes Swab PCR
Petugas medis menata sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Prof. Amin menyebut Indonesia memiliki lebih dari 260 laboratorium untuk melakukan tes virus corona, meski ada masalah keterlambatan, seperti dalam pengambilan sampel. 

Ia melihat bahwa jumlah pasien meninggal akibat COVID-19 di Indonesia hanya sekitar 10 persen dari pasien meninggal. Angka pasien sembuh corona di Indonesia sudah mencapai 41 ribu, sementara angka kematian 3.957. 

Meski demikian, ia berkata agar jangan hanya fokus ke angka nasional. Prof. Amin menyebut data harus dilihat di level daerah agar spesifik. 

"Yang lebih disarankan kita jangan melihat angka nasional saja, tetapi angka-angka di setiap daerah harus dicermati, karena untuk penanganannya itu enggak bisa pakai angka nasional saja," jelasnya.

Secara global, jumlah pasien virus corona sudah tembus 14 juta. Sebanyak 7,8 juta sudah sembuh, tetapi negara-negara maju seperti Australia dan Amerika Serikat masih was-was jika ada pelonjakan kasus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya