1.000 Ventilator Pasien COVID-19 Kiriman dari AS Tiba di Indonesia pada Agustus

Indonesia bakal kedatangan 1.000 ventilator dari AS.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Jul 2020, 15:02 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 15:00 WIB
Penyerahan simbolis ventilator dari AS ke Indonesia.
Penyerahan simbolis ventilator dari AS ke Indonesia. Dok: Kementerian Luar Negeri RI

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara simbolis menerima ventilator dari pemerintah Amerika Serikat, Selasa (28/7/2020). Kiriman ini merupakan tahap pertama.

Ventilator yang diterima adalah buatan Vyaire Medical berjumlah 100 ventilator. Pada Agustus, ada lagi kiriman 1.000 ventilator tambahan dari AS.

"Saya diinformasikan bahwa totalnya akan ada 1.000 ventilator dari AS yang dikirimkan ke Indonesia dalam batch-batch terpisah selama Agustus," ujar Retno dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/7/2020).

Perwakilan pemerintah AS yang hadir berkata ventilator ini adalah pemberian dari masyarakat AS ke Indonesia. AS mengirim ventilator melalui USAID ke berbagai negara.

"Amerika Serikat telah menjanjikan bantuan ventilator ke negara-negara di seluruh dunia melalui USAID," ujar Charge d'Affaires Kedubes AS, Heather Variava.

Menlu memandang pemberian ventilator ini adalah bukti pentingnya kolaborasi internasional untuk melawan Virus Corona. Pandemi ini dinilai memberikan tantangan yang belum pernah ada sebelumnya dan butuh respons bersama.

Menlu Retno pun menyampaikan rasa terima kasihnya ke AS atas bantuan ventilator.

"Atas nama rakyat dan pemerintah Republik Indonesia, saya ingin menyampaikan apresiasi kami kepada pemerintah AS," ujar Menlu Retno. 

Ke depannya, Menlu Retno berharap kerja sama strategis antar kedua negara dapat terus berjalan, baik itu di bidang kesehatan maupun investasi pasca-pandemi. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

COVID-19 Berimbas ke Geopolitik Global

Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di tempat berbeda, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut pandemi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 sudah berimbas terhadap kondisi geopolitik global. Salah satunya, kondisi di Laut China Selatan yang kian panas.

Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Kegiatan Bersama Kejuangan 2020. Acara ini diikuti oleh Sesko TNI, Sespimti Polri, Sesko Angkatan, dan Sespimmen Polri secara virtual dari Istana Bogor Jawa Barat.

"Hati-hati ini sudah mengimbas ke geopolitik global. Ini semuanya harus tahu, Laut China Selatan memanas, China-Amerika semakin memanas," ujar Jokowi.

Jokowi awalnya memaparkan pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi minus akibat pandemi Corona. Untuk itu, dia ingin Indonesia mengambil momentum tersebut agar tak terpuruk.

"Tentu kita akan terus berjuang menyeleasikan masalah Covid dan masalah ekonomi yang terjadi di negara kita tapi momentum ini harus kita ambil, harus kita ambil," kata Jokowi.

Caranya, dengan bekerja dengan cepat dan melakukan terobosan-terobosan baru sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain. Selain itu, Jokowi juga meminta agar peraturan dan prosedur disederhanakan agar penanganan Covid-19 segera terselesaikan.

Pasalnya, upaya penyelesaian kerap terhambat karena banyaknya prosedur dan peraturan. Padahal, kata dia, di kondisi pandemi corona ini negara yang berhasil menyelesaikan persoalan dengan cepat adalah pemenangnya.

"Semuanya memang harus kita ubag semuanya, terlalu banyak peraturan yang membelenggu kita sendiri, yang membuat kita sendiri, membelenggu kita sendiri. Terlalu banyak prosedur, terlalu banyak tahapan-tahapan padahal kita sebenarnya bisa langsung," jelas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya