Ilmuwan Kelelawar Wuhan Sebut Donald Trump Utang Maaf Terkait Konspirasi COVID-19

Ilmuwan virus dari Wuhan membantah konspirasi bahwa Virus Corona (COVID-19) muncul dari laboratoriumnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Jul 2020, 08:04 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 08:04 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Wuhan - Ilmuwan dari Institut Virologi Wuhan menyebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump berutang maaf kepada pihaknya. Donald Trump dianggap ikut menyebar konspirasi terkait Virus Corona COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan.

Salah satu ilmuwan Wuhan yang angkat bicara adalah Shi Zhengli. Ia mempelajari virus selama 15 tahun dan telah mengidentifikasi lusinan virus seperti SARS dari gua kelelawar.

Shi Zhengli berbicara kepada majalah Science terkait Virus Corona dan dampak konspirasi yang menyebar terkait Wuhan.

"Klaim Presiden AS Trump bahwa SARS-CoV-2 bocor dari institut kami membahayakan dan berdampak ke kinerja akademis kami dan kehidupan pribadi. Ia berutang maaf kepada kita," ujar Shi yang punya julukan "Bat Woman" karena pengalamannya, seperti dikutip media China, CGTN, Selasa (28/7/2020).

Shi mengaku langsung meneliti penyakit pneumonia misterius ketika muncul pada akhir 2019. Institut berhasil mengidentifikasi jenis virusnya, tetapi berbeda dari yang sudah diteliti sebelumnya.

Shi juga membantah jika ada staff yang tertular Virus Corona dari laboratoriumnya.

"Kemungkinan itu tidak ada. Baru-baru ini kami menguji serum dari semua staff dan murid di lab dan tidak ada yang terinfeksi dari SARSr-COV atau SARS-CoV-2 dari kelelawar. Hingga saat ini, semua staf dan murid di institut kami 'zero infection'," ujar Shi.

Wanita itu berkata kelelawar yang dimiliki labnya memiliki kemiripan di bawah 80 persen dengan COVID-19. Semua kelawarnya juga dites dan tidak ada gene sequence virus yang punya kemiripan serupa dengan SARS-CoV-2.

Terkait apakah virus ini memang berasal dari Wuhan atau bukan, Shi Zhengli berkata pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan sains dan data.

"Saya tak bisa membuat kesimpulan sebelum kita punya bukti solid. Melacak awal mula virus adalah pertanyaan ilmiah yang harus dijawab oleh ilmuwan-ilmuwan berdasarkan data solid dan bukti ilmiah," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Benarkah Virusnya dari Pasar Wuhan?

China Kembali Buka Pasar Basah Wuhan
Foto pada 15 April 2020, sekeranjang udang yang dijual di salah satu toko di Pasar Baishazhou Wuhan di Wuhan, provinsi Hubei. Lebih dari 90 persen kios pasar basah di Wuhan telah kembali buka sejak pemerintah mencabut aturan lockdown di wilayah pusat pandemi corona tersebut. (Hector RETAMAL/AFP)

Shi tidak percaya bahwa pasar di Wuhan menjadi penyebab penyebaran. Ia berkata pasar itu hanya menjadi klaster saja karena ramai.

"Pasar seafood basah Huanan kemungkinan hanyalah lokasi yang ramai di mana klaster awal pasien Virus Corona baru ditemukan," jelasnya.

Ia juga tak percaya bahwa virusnya menular langsung dari kelelawar. Shi Zhengli berpendapat ada perantara antara kelelawar dan manusia. 

Ada dua skenario yang mungkin terjadi. 

"Pertama adalah virus itu ditularkan langsung dari kelelawar ke manusia, sementara kemungkinan lain adalah virus itu menyebar ke manusia melalui satu atau lebih inang perantara," jelas Shi. 

"Untuk SARS-CoV-2, meski kemungkinan pertama tak bisa dicoret, kemungkinannya sangat rendah. Saya cenderung mendukung skenario kedua," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya