Donald Trump Kemungkinan Jadi Pembicara dalam Sidang Majelis Umum PBB

Gedung Putih belum memberikan rincian lebih lanjut tentang rencana presiden Donald Trump jadi pembicara di Sidang Majelis Umum PBB.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2020, 13:03 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2020, 13:03 WIB
[RAGAM] Foto Menarik Pekan Ini
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba untuk konferensi pers di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (21/7/2020). (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump kemungkinan akan berbicara secara langsung dalam pertemuan Majelis Umum PBB bulan September, meskipun acara tersebut diadakan secara online tahun ini karena virus corona. Demikian menurut duta besar Amerika untuk PBB hari Kamis 30 Juli 2020.

"Kami berharap Presiden Donald Trump benar-benar akan berbicara secara langsung di Majelis Umum," kata Duta Besar Amerika Kelly Craft dalam webinar yang diselenggarakan oleh Meridian International.

"Dia akan menjadi satu-satunya pemimpin dunia yang berbicara secara langsung," tambahnya.

Gedung Putih belum memberikan rincian lebih lanjut tentang rencana presiden Donald Trump menjadi pembicara, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (1/8/2020).

Para pemimpin dunia berkumpul pada akhir September di markas besar PBB di New York untuk pertemuan tahunan mereka, tetapi karena masalah kesehatan masyarakat, pekan lalu negara-negara anggota memutuskan untuk melakukan pertemuan virtual tahun ini.

 

Simak video pilihan berikut:

Pemimpin Dunia Sampaikan Pidato Lewat Video

Sidang darurat Majelis Umum PBB di New York (21/12/2017).
Sidang darurat Majelis Umum PBB di New York (21/12/2017). (AP Photo/Mark Lennihan)

Para pemimpin dunia telah diperintahkan untuk mengirimkan video rekaman pernyataan debat tahunan, yang akan dipertontonkan di ruang sidang oleh perwakilan mereka.

Selain itu, sebagian besar acara sampingan telah ditunda atau diubah menjadi acara online.

Tahun ini menandai 75 tahun pendirian dan peringatan PBB dengan berbagai acara yang telah direncanakan, termasuk jumlah kehadiran yang tadinya diperkirakan akan tinggi.

Tetapi, ketika New York menjadi pusat perebakan virus corona pada bulan Maret dan April lalu, para diplomat mulai membuat rencana kontingensi untuk pertemuan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya