Konvoi Pasukan AS dan Rusia Tabrakan di Suriah, Salah Siapa?

Konvoi pasukan AS dan Rusia tabrakan di Suriah. Tak ada korban jiwa maupun baku tembak.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Agu 2020, 09:35 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2020, 08:27 WIB
Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia (16/7) (Brendan Smalowski / AP PHOTO via CNN)
Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia (16/7) (Brendan Smalowski / AP PHOTO via CNN)

Liputan6.com, Derik - Kendaraan milik pasukan Amerika Serikat dan Rusia tabrakan di Suriah Utara. Tak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini, namun dua negara saling menyalahkan.

Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (28/8/2020), sejumlah tentara Amerika Serikat (AS) cedera dalam sebuah insiden dengan pasukan Rusia di Suriah.

Meski kontak antara pasukan Amerika dan Rusia kerap terjadi, insiden tersebut menggarisbawahi risiko dari ke dua negara beroperasi berdekatan di Suriah utara, serta potensi eskalasi ketegangan.

Salah satu pejabat itu, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, cedera yang diderita adalah akibat tabrakan dan bukan baku tembak.

Pejabat lainnya mengatakan, insiden ini terjadi pada pekan ini di Suriah Suriah timur laut. Para tentara mengalami cedera ringan. 

Militer Rusia, Kamis kemarin menyalahkan pasukan AS atas tabrakan kendaraan militer kedua negara di timur laut Suriah, sehari sebelumnya.

Sementar, sejumlah pejabat AS berkata sebuah truk militer Rusia menabrak bagian samping kendaraan militer AS dekat Derik.

Saat peristiwa terjadi, kata mereka, dua helikopter Rusia terbang di atasnya dan salah satunya bahkan hanya berjarak 20 meter dari kendaraan AS. Insiden itu mencederai empat tentara AS.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Ullyot, dalam sebuah pernyataan, menyalahkan truk Rusia atas aksi-aksinya yang tidak profesional dan membahayakan, yang melanggar protokol peredaan ketegangan antara kedua negara.

Militer AS biasanya tidak mengomentari cedera, tetapi bulan lalu, seorang anggota pasukan terjun payung AS tewas ketika kendaraannya terguling dalam sebuah kecelakaan di Suriah timur.

Sekitar 500 pasukan AS masih ada di Suriah utara setelah terjadi pengurangan tajam pasukan AS. Mereka awalnya dikerahkan ke sana untuk mengusir ISIS dari basis mereka di negara itu.

Beberapa daerah itu juga memiliki sumber minyak, dan ini merupakan alasan yang dikutip Presiden Donald Trump untuk mempertahankan pasukan AS yang bermitra dengan sekutu Kurdi di kawasan itu. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 Negara Sudah Berkomunikasi

Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia (16/7) (Pablo Martinez / AP PHOTO via CNN)
Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia (16/7) (Pablo Martinez / AP PHOTO via CNN)

Dalam sebuah pernyataan, Kamis 27 Agustus 2020, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Jenderal Valery Gerasimov, Kepala Staf Militer Rusia, melangsungkan pembicaraan telepon dengan Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS Jenderal Mark Milley untuk membahas insiden tersebut.

Dalam pembicaraan itu, Gerasimov menyatakan militer Rusia sebelumnya telah memberitahu koalisi pimpinan AS mengenai rute konvoi militernya. “Meski telah melakukan itu, pasukan AS berusaha memblokir konvoi patrolI itu,” kata pernyataan kementerian itu. “Sebagai tanggapan, militer Rusia mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya sehingga bisa memenuhi kewajibannya.

Militer Rusia berada di Suriah untuk membantu Presiden Bashar Assad merebut kembali sebagian besar wilayah negara itu menyusul perang saudara yang sangat menyengsarakan. Militer Rusia tidak menyukai keberadaan pasukan AS di Suriah yang dikerahkan di sana untuk memerangi ISIS.

Mereka menyerukan agar pasukan AS ditarik mundur. Meski ada beberapa insiden lain baru-baru ini, antara pasukan Amerika dan pasukan Rusia di wilayah timur Suriah, para pejabat AS menggambarkan insiden terbaru sebagai yang paling serius.

Rusia dan AS telah memiliki protokol peredaan ketegangan untuk mencegah bentrokan militer dan insiden-insiden lain. Para komandan militer antara kedua negara telah beberapa kali melangsungkan pertemuan yang ditujukan untuk menghindari kesalahpahaman

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya