Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus berupaya agar Indonesia mendapat vaksin COVID-19 dengan adil dan terjangkau.
Secara khusus, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berulang kali mengupayakan keadilan dan kesetaraan dalam fasilitas vaksin yang masih dalam proses produksi secara global dari berbagai produsen.
Kendati demikian, ia telah memastikan bahwa Indonesia akan mendapat jatah vaksin COVID-19 hingga 20 persen dari seluruh populasi.
Advertisement
"Dapat saya sampaikan bahwa sebagai hasil dari komunikasi intensif kita, baik yang dilakukan oleh tim Jakarta, maupun tim PTRI Jenewa dan KBRI Oslo, Indonesia telah masuk dalam kategori Advance Market Commitment (AMC) dari Gavi Covax Facility, yang berarti Indonesia akan memperoleh akses vaksin sebesar 20 persen dari populasi kita," ujar Menlu Retno dalam press briefing dengan media pada Kamis (17/9/2020).
Indonesia juga akan memperoleh keringanan finansial melalui mekanisme ODA (Official Development Assistance) maupun co- financing.
"Dengan mekanisme pendanaan seperti ini, tentunya akan berpengaruh pada harga. Dan diharapkan harga vaksin melalui track multilateral ini akan lebih murah dibanding mekanisme lainnya," tambahnya lagi.
Menlu Retno turut menyampaikan bahwa perkiraan vaksin melalui jalur kerjasama multilateral ini baru akan tersedia pada tahun 2021.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Pendekatan Jangka Pendek
Pemerintah turut terus mengupayakan pendekatan jangka pendek untuk memperoleh akses vaksin yang aman dengan harga terjangkau.
Indonesia terus memperkuat kerjasama melalui track bilateral dan track multilateral.
Pendekatan jangka pendek ini tentunya dilakukan sambil terus memperkuat upaya jangka panjang negara, yaitu kemandirian vaksin, ] melalui pengembangan vaksin nasional yakni vaksin merah putih.
Advertisement