Liputan6.com, Bangkok - Para pengunjuk rasa mulai berkumpul di ibu kota Thailand, Bangkok, yang diperkirakan penyelenggara akan menjadi demonstrasi anti-pemerintah terbesar sejauh ini.
Melansir BBC, Sabtu (19/9/2020), kota ini telah mengalami demonstrasi hampir setiap hari selama berminggu-minggu. Mereka menyerukan pengunduran diri perdana menteri Thailand.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa di antara mereka juga mendesak reformasi menjadi monarki, meskipun ada risiko dari undang-undang pencemaran nama baik kerajaan yang ketat di negara itu.
Puluhan ribu orang diperkirakan hadir untuk protes yang dipimpin mahasiswa tersebut.
Para demonstran merencanakan pendudukan simbolis di sebuah taman di sebelah istana megah yang digunakan untuk upacara kerajaan.
Lebih Banyak Peserta Demonstrasi
Protes sebelumnya pada bulan Agustus menarik sekitar 10.000 pengunjuk rasa, menurut polisi Thailand.
Namun, penyelenggara memperkirakan jumlah pemilih yang lebih tinggi pada akhir pekan ini dan polisi mengatakan 5.000 orang telah berkumpul, menurut kantor berita Reuters.
Gerakan tersebut menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha - yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014 dan memenangkan pemilihan yang disengketakan tahun lalu untuk mundur.
Seruan untuk reformasi kerajaan dinilai sangat sensitif, di mana kritik terhadap monarki Thailand dapat dihukum dengan hukuman penjara yang lama.
Advertisement