Ilmuwan Australia Temukan Terumbu Karang Lebih Tinggi dari Empire State Building di AS

Ilmuwan asal Australia menemukan terumbu karang besar yang memiliki tinggi 500 meter dan disebut lebih tinggi dari Empire State Building.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2020, 17:10 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2020, 17:10 WIB
Ilustrasi Terumbu Karang
Ilustrasi Terumbu Karang (@mysteriousuniv/Twitter).

Liputan6.com, Great Barrier Reef - Sebuah terumbu karang besar berukuran 500 meter (sekitar 1.600 kaki) telah ditemukan di Great Barrier Reef Australia. Diperkirakan lebih tinggi dari beberapa gedung pencakar langit tertinggi di dunia.

Seperti diberitakan CNN yang dikutip Rabu (28/10/2020), para ilmuwan menemukan terumbu karang ini di perairan Queensland Utara saat dalam ekspedisi di atas kapal penelitian Falkor. Demikian menurut organisasi penelitian kelautan Schmidt Ocean Institute yang mengumumkan Senin 26 Oktober.

Penemuan terumbu pada 20 Oktober lalu itu merupakan yang pertama dalam 120 tahun terakhir, saat para ilmuwan menyelesaikan pemetaan dasar laut bawah laut di Great Barrier Reef utara.

Dengan ketinggian 500 meter, terumbu karang ini lebih tinggi dari Empire State Building di Amerika Serikat (381 meter ke lantai atas), Menara Sydney (305 meter) dan Menara Kembar Petronas (451,9 meter).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Teknologi Robot Meningkatkan Kapasitas untuk Menjelajahi Laut Dalam

Bangkai kapal Titanic di dasar Laut Atlantik
Bangkai kapal Titanic di dasar Laut Atlantik terancam bakteri (Copyright 2012 RMS Titanic Inc. / Produced by AIVL, Woods Hole Oceanographic Institution)

Dengan menggunakan robot bawah air bernama SuBastian, tim tersebut menjelajahi terumbu karang dan melakukan siaran langsung rekaman eksplorasi. Para ahli mengatakan bahwa dasar dari terumbu "seperti pisau" dengan lebar 1,5 kilometer (hampir 1 mil) dan tinggi 500 meter ke kedalaman dangkal.

Ada tujuh terumbu karang tinggi lainnya yang terpisah di daerah tersebut, termasuk terumbu di Pulau Raine yakni tempat bersarang penyu hijau yang penting.

Robin Beaman, yang memimpin ekspedisi tersebut, mengatakan dia "terkejut" dengan penemuan itu.

"Kami tidak hanya memetakan terumbu secara 3D, namun juga melihatnya secara visual. Penemuan dengan SuBastian ini luar biasa," imbuhnya dalam sebuah pernyataan.

"Penemuan tak terduga ini menegaskan bahwa kami terus menemukan struktur yang tidak diketahui dan spesies baru di lautan," imbuh Wendy Schmidt, salah satu pendiri Schmidt Ocean Institute.

"Pengetahuan kita tentang apa yang ada di lautan telah lama sangat terbatas. Berkat teknologi baru yang berfungsi sebagai mata, telinga dan tangan kita di laut dalam. Sekarang kita memiliki kapasitas untuk menjelajahi yang sebelumnya kita tidak bisa lakukan," tambahnya.


Great Barrier Reef Menjadi Ekosistem Ribuan Spesies Laut

Great Barrier Reef
Great Barrier Reef (@jcu/Twitter).

Selain itu, Schmidt juga mengatakan bahwa bentang laut baru telah terbuka bagi manusia untuk mengungkap ekosistem dan beragam bentuk kehidupan di planet ini. 

Great Barrier Reef merupakan area terumbu karang terbesar di dunia, mencakup hampir 133.000 mil persegi dan merupakan rumah bagi lebih dari 1.500 spesies ikan, 411 spesies karang keras dan lusinan spesies lainnya.

Tetapi terumbu karang sedang menghadapi krisis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terumbu karang telah kehilangan 50% populasi karangnya dalam tiga dekade terakhir, dengan perubahan iklim sebagai pendorong utama terjadinya gangguan tersebut.

 

Reporter: Ruben Irwandi

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya