WHO Prediksi Herd Immunity COVID-19 Paling Cepat Akhir 2021

Ilmuwan WHO meminta masyarakat jangan lengah meski ada vaksin COVID-19. Pasalnya, herd immunity diprediksi paling cepat hadir 2021.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Des 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2020, 21:00 WIB
WHO Umumkan Virus Corona Pandemi Global
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena virus tersebut telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Liputan6.com, Jenewa - Kepala ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan, memperingatkan agar masyarakat dunia tidak lengah meski ada vaksin COVID-19. Pasalnya, mayoritas populasi belum bisa mendapat vaksinnya, sehingga herd immunity tidak bisa segera datang.

WHO memprediksi herd immunity baru bisa diraih pada akhir 2021. Itu pun belum dalam skala global.

"Kita mendekati akhir terowongan, kita bisa melihat cahaya di akhir terowongan," ujar Dr. Swaminathan seperti dikutip CNBC, Rabu (23/12/2020).

"Namun, masih ada terowongan yang harus dilalui, dan beberapa bulan ke depan akan sangat kritis," ujarnya.

Terkait vaksinasi, Dr. Swaminathan menyebut butuh waktu berbulan-bulan sampai vaksinnya bisa diterima seluruh populasi. Ia memprediksi herd immunity baru mulai di beberapa negara pada akhir 2021.

"Ini akan mencapai hingga akhir 2021 hingga kita melihat beberapa tingkat imunitas populasi di beberapa negara," ucapnya.

WHO mengartikan herd immunity sebagai situasi ketika setidaknya 60-70 persen dari populasi mencapai imunitas.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, infeksi COVID-19 di dunia mencapai 78,1 juta juta kasus. Total kematian yang tercatat ada 1,7 juta, dan pasien sembuh 44 juta.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Vaksin Melawan Mutasi COVID-19 di Inggris

FOTO: Warga Inggris Berperilaku Seolah Terjangkit COVID-19, Jalanan London Sepi
Suasana sekitar The Mall di depan Istana Buckingham, London, Inggris, 21 Desember 2020. Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mendesak warga Inggris untuk berperilaku seolah-olah mereka sudah terjangkit virus corona COVID-19. (Xinhua/Han Yan)

Produsen obat asal Inggris AstraZeneca Plc mengatakan pada Selasa 22 Desember 2020 bahwa vaksin COVID-19 seharusnya efektif melawan varian baru Virus Corona. Pihaknya juga menambahkan bahwa penelitian sedang dilakukan untuk menyelidiki sepenuhnya dampak mutasi.

"AZD1222 (kandidat vaksin AstraZeneca) mengandung materi genetik dari protein lonjakan virus SARS-CoV-2, dan perubahan pada kode genetik yang terlihat pada strain baru virus ini tampaknya tidak mengubah struktur protein lonjakan," kata perwakilan dari AstraZeneca lewat email, seperti melansir laman Channel News Asia. 

Para produsen saat ini sedang berjuang untuk menguji vaksin COVID-19 mereka terhadap varian virus baru yang menyebar cepat dan sedang berkecamuk di Inggris. Hal ini pun kemudian menjadi tantangan terbaru yang sangat besar untuk mengekang pandemi.

"Melalui vaksinasi dengan AZD1222, sistem kekebalan tubuh dilatih untuk mengenali berbagai bagian protein lonjakan, sehingga dapat menghilangkan virus jika nanti terpapar," tambah perwakilan AstraZeneca.

Mutasi yang dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.7 mungkin hingga 70 persen lebih menular dan lebih mengkhawatirkan bagi anak-anak. Penyebaran virus itu telah menabur kekacauan di Inggris, mendorong gelombang larangan perjalanan yang mengganggu perdagangan dengan Eropa dan mengancam Inggris untuk diisolasi. 

Vaksin COVID-19 Buatan AstraZeneca Lebih Murah

FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Vaksin buatan AstraZeneca-Oxford dianggap penting bagi negara berpenghasilan rendah dan negara beriklim panas karena lebih murah, lebih mudah diangkut, dan dapat disimpan dalam waktu lama pada suhu lemari es normal.

Data dari uji coba tahap akhir AstraZeneca di Inggris dan Brasil yang dirilis awal bulan ini menunjukkan, vaksin tersebut memiliki kemanjuran 62 persen untuk peserta uji coba yang diberi dua dosis penuh, tetapi 90 persen untuk subkelompok yang lebih kecil diberi setengah, kemudian dosis penuh. 

Reuters melaporkan pada Selasa malam bahwa India kemungkinan akan menyetujui vaksin AstraZeneca untuk penggunaan darurat minggu depan.

Infografis COVID-19:

Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19
Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya