Donald Trump Ancam Veto Stimulus COVID-19, Minta Bantuan Ditambah

Donald Trump memberi sinyal untuk melakukan veto terhadap stimulus COVID-19 senilai US$ 900 miliar. Ia menilai banyak alokait anggaran yang tidak terkait bantuan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Des 2020, 17:51 WIB
Diterbitkan 23 Des 2020, 13:06 WIB
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018  (AFP).
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan melakukan veto terhadap RUU anggaran stimulus COVID-19 senilai US$ 900 miliar. Trump berkata bantuannya terlalu sedikit dan banyak pemborosan yang tak terkait COVID-19.

RUU itu sejatinya merupakan omnibus law. Donald Trump protes ada alokasi anggaran untuk bantuan luar negeri, museum, produksi unggas, hingga pembangunan markas FBI. Sementara, bantuan langsung ke rakyat hanya US$ 600. 

"Namanya RUU bantuan COVID tetapi hampir tidak ada hubungannya dengan COVID," ujar Donald Trump via Twitter, Rabu (23/12/2020).

Biaya bantuan itu turun setengah dari sebelumnya, yakni US$ 1.200. Netizen AS ramai-ramai protes di media sosial, sebab bantuan ini sudah dinantikan sejak lama.

Donald Trump berkata bahwa Kongres AS tidak membaca omnibus law setebal lebih dari lima ribu halaman itu.

"Tak ada anggota Kongres yang membacanya karena kepanjangan dan kompleksitasnya," kata Trump.

Ia juga menyindir bahwa Kongres punya uang pihak asing, pelobi, dan kepentingan khusus, tetapi hanya memberikan sedikit ke masyarakat.  Trump lantas meminta agar bantuan naik menjadi US$ 2.000 per orang.

"Saya meminta Kongres untuk mengamandemen RUU ini dan menambah US$ 600 yang rendah dan konyol menjadi US$ 2.000 atau US$ 4.000 untuk pasangan. Saya juga meminta Kongres untuk menyingkirkan hal-hal yang boros dan tak diperlukan pada legislasi ini," kata Donald Trump.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Alokasi Anggaran Tidak Nyambung

Minim APD, Puluhan Perawat Corona di New York Turun ke Jalan
Puluhan perawat yang menangani pasien virus Corona (COVID-19) berdemo di luar sebuah rumah sakit di New York, Amerika Serikat (AS)(2/4/2020). Di kota ini pasien corona nyaris 100 ribu dengan 2.300 orang meninggal dunia. (AP/Bebeto Matthews)

Donald Trump menyorot banyak alokasi anggaran di stimulus COVID-19 yang malah diberikan ke luar negeri. Berikut beberapa yang ia sorot:

- US$ 134 juta untuk Burma (Myanmar)

- US$ 1,3 miliar untuk Mesir dan militernya

- US$ 25 juta untuk program demokrasi dan gender di Pakistan

- US$ 505 juta untuk Belize, Kosta Rica, Nikaragua, El Savador, Guatemala, Honduras, dan Panama

Ada pula anggaran dalam negeri yang tak terkait COVID-19:

- US$ 40 juta untuk Kennedy Center di Washington DC

- US$ 1 untuk The Smithsonian

- US$ 154 juta untuk National Gallery of Arts

- US$ 3 juta untuk teknologo produksi unggas

- US$ 566 juta untuk proyek konstruksi di FBI

Lebih lanjut, netizen menemukan ada anggaran untuk militer AS dan Israel.


Manuver Nancy Pelosi

[Fimela] Nancy Pelosi
(Saul Loeb/AFP)

Masalah anggaran bantuan COVID-19 menjadi isu yang berlangsung berbulan-bulan. Sebelum pilpres AS 2020, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dari Partai Demokrat terus menolak mengetok anggaran. 

Pelosi menyalahkan Gedung Putih karena masalah ini. 

Sebelumnya, pemerintahan Trump mengajukan anggaran sebesar US$ 1,8 triliun bantuan. Kubu Pelosi menolak karena mau anggaran sebesar US$ 2,2 triliun. Ironisnya, setelah pilpres Pelosi meloloskan anggaran yang justru lebih rendah. 

Pada Oktober, Donald Trump pernah menawarkan RUU stimulus mandiri sebesar US$ 1.200, tanpa embel-embel lain. Gagasan itu ditolak oleh Nancy Pelosi. 

Kini, Nancy Pelosi berkata setuju permintaan Trump untuk menambah stimulus. 

"Anggota Demokrat siap untuk membawa ini ke Lantai (Kongres) pekan ini dengan persetujuan bersama. Mari lakukan!" ujar Nancy Pelosi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya