Menlu China Wang Yi Akan Kunjungi Indonesia Pekan Depan

Menlu China Wang Yi akan berkunjung ke Indonesia serta beberapa negara ASEAN lain.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Jan 2021, 16:37 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2021, 16:25 WIB
Luhut Pandjaitan Bertemu Menlu China
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi berjabat tangan dengan Menko Kemaritiman Indonesia, Luhut Pandjaitan sebelum melakukan pertemuan di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing. Rabu (24/10). (Daisuke Suzuki/Pool via AP)

Liputan6.com, Beijing - Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi, akan berkunjung ke Indonesia. Kedatangan Menlu China ke Indonesia merupakan bagian dari kunjungannya di Asia Tenggara

Menurut laporan media pemerintah China, Global Times, Minggu (10/1/2021), Menlu Wang Yi akan mengunjungi Myanmar, Indonesia, Brunei, dan Filipina. 

Wang Yi akan berangkat pada Senin 11 Januari 2021 besok. Kegiatannya di Asia Tenggara akan berlangsung dalam sepekan. 

Sejauh ini media China tak menjelaskan kapan tepatnya Menlu Wang Yi akan tiba di Indonesia, atau topik apa yang akan dibahas.

Pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia masih melakukan koordinasi mengenai kunjungan Wang Yi. 

"Saya masih tunggu informasi dari Pejabat yang tangani RRT. Nanti dikabari kalau ada info saya terima," ujar (plt.) jubir Kemlu Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com.

Indonesia sebetulnya sedang melarang WNA masuk ke Indonesia, untuk mencegah penyebaran mutasi COVID-19. Namun, pejabat pemerintah setingkat menteri masih boleh masuk.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Wang Yi Sempat Bertemu Menko Luhut

Luhut Wang Yi China (Kemlu China via CGTN)
Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan dan Menlu China Wang Yi dalam pertemuan di Yunnan 9 Oktober 2020. (China MoFA via CGTN)

Pada Oktober 2020, Menlu Wang Yi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan selaku Utusan Khusus Presiden Indonesia melakukan kunjungan resmi ke Yunan, Tiongkok pada tanggal 9-10 Oktober 2020.

Menko Luhut dan Menteri Luar Negeri Wang Yi menggarisbawahi pentingnya Indonesia dan China bersinergi lebih erat pada tatanan bilateral, regional dan multilateral, khususnya dalam menghadapi situasi dunia yang tidak menentu akibat pandemi COVID-19.

Oleh karena itu perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan dan riset, vaksin, e-commerce, intelegensi artifisial (kecerdasan buatan) serta pertukaran budaya dan masyarakat menjadi topik bahasan utama dalam pertemuan bilateral antara keduanya, demikian seperti dikutip dari rilis resmi Kemenkomarves. 

Berbagai permasalahan atau hal pending dibahas dalam pertemuan bilateral dimaksud. Pemerintah RRT akan menindaklanjuti permohonan dari Menko Luhut agar ada peningkatan akses pasar untuk buah tropis, produk perikanan dan seafood, serta sarang burung wallet dan penambahan impor batu bara dari Indonesia.

Menlu China akan ikut mendorong keterlibatan perguruan tinggi RRT dalam pengembangan Pusat Konservasi, Penelitian dan Inovasi Tanaman Obat Tiongkok-Indonesia di Humbang Hasudutan, Sumatera Utara. “Pusat ini bisa kaya sekali dengan herbal yang berjumlah 30,000 species lebih, saya berharap dukungan dari Zhejiang University, Yunnan University, dan Pusat Riset Unggulan di Bidang Tanaman Obat dan Industri Terkait” ujar Menko Luhut.


China Ingin Kerja Sama di Berbagai Area

Pertemuan virtual antara Menlu Retno dengan Menlu RRT, Wang Yi pada Kamis, 30 Juli 2020.
Pertemuan virtual antara Menlu Retno dengan Menlu RRT, Wang Yi pada Kamis, 30 Juli 2020.

Menlu Wang Yi sempat menyatakan bahwa pihak Tiongkok selalu memandang hubungan Tiongkok-Indonesia dari sudut strategis. Kedua negara diharapkan dapat memperkokoh saling percaya politik dan terus memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan. "Kerja sama di berbagai area telah mencapai progress yang luar biasa cepat."

Terkait dengan kerja sama alih teknologi vaksin, Menlu Wang Yi menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan kapasitas produksi vaksin terkuat di Asia Tenggara sehingga bisa menjadi peluang bagi perusahaan Tiongkok.

"Kami akan mendukung perusahaan kami untuk meningkatkan kerja sama, khususnya berbagi teknologi dan pengalaman, supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara."

Selain itu, kerja sama Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Iptek belajar dari pengalaman Tiongkok juga akan menjadi salah satu kerja sama strategis jangka panjang kedua negara. Menlu Wang Yi akan menindaklanjuti permintaan Menko Luhut agar Tiongkok dapat berbagi pengalaman melalui program ini melalui K/L yang terkait.

"Di era pandemi ini, kami masih bisa membebaskan semua kemiskinan sesuai target schedule kami, dan ini merupakan pertama kalinya sudah menghapuskan kemiskinan murni dalam sejarah 5.000 tahun. Kami bersedia berbagi pengalaman dengan Indonesia, dan akan menghubungkan dengan kantor yang terkait," kata Menlu Wang Yi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya