Donald Trump Akan Rilis Dokumen Rahasia Investigasi Rusia

Investigasi Rusia menarget Donald Trump yang dituduh berkonspirasi dengan Rusia untuk menang pemilu 2020. Trump berkata investigasi itu hanya mencari-cari kesalahan dan akan merilis semua dokumen rahasia terkait.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Jan 2021, 10:05 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 09:30 WIB
Donald Trump
Presiden Donald Trump berpartisipasi dalam upacara peletakan karangan bunga peringatan Hari Veteran di Pemakaman Nasional Arlington di Arlington, Virginia, Rabu (11/11/2020). Ini adalah penampilan resmi di publik pertama untuk Trump sejak Pilpres AS beberapa hari lalu. (AP Photo/Patrick Semansky)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Sebelum akhir kekuasaan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan merilis informasi rahasia terkait investigasi Rusia. Investigasi FBI tersebut menyasar pemerintahan Trump yang diduga bekerja sama dengan Rusia selama pemilu AS 2016.

Dokumen itu berasal dari investigasi Crossfire Hurricane yang dilakukan FBI. Investigasi itu dilakukan dari 2016 hingga 2017 dalam rangkaian investigasi Rusia.

"Ini adalah tekad final saya di bawah peninjauan deklasifikasi dan saya telah mengarahkan Jaksa Agung untuk menerapkan redaksi yang diajukan submisi FBI pada 17 Januari dan mengembalikan kepada Gedung Putih sebuah salinan yang telah diredaksi dengan layak," ujar Trump di situs resmi Gedung Putih, dikutip Rabu (20/1/2021).

Redaksi (redaction) yang dimaksud adalah menghapus bagian-bagian rahasia dari teks sebelum dipublikasikan. Pada 17 Januari lalu, FBI mengirimkan submisi mengenai apa saja yang harus diredaksi, dan Trump setuju.

Sejak 30 Desember 2020, Donald Trump telah berkomunikasi dengan Kementerian Kehakiman terkait deklasifikasi dokumen ini. Trump menginginkan agar proses publikasi dokumen rahasia ini sesuai dengan hukum yang ada.

Investigasi Rusia didukung oleh Partai Demokrat agar Trump bisa dimakzulkan. Trump menuding investigasi itu adalah upaya mencari-cari kesalahan (witch-hunting).

Setelah berjalan selama bertahun-tahun, investigasi Rusia tidak berhasil memakzulkan Trump. Sementara, dua kali pemakzulan Trump tidak terkait isu Rusia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

H+1 Presiden AS, Joe Biden Akan Ubah Kebijakan Kontroversial Donald Trump

Joe Biden menang Pemilu Amerika 2020, jadi presiden AS menggantikan Donald Trump. (AP)
Joe Biden menang Pemilu Amerika 2020, jadi presiden AS menggantikan Donald Trump. (AP)

Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden akan memulai kegiatannya pada hari pelantikan dengan mendorong perubahan kebijakan Presiden Donald Trump. 

Diketahui bahwa Biden, yang memenangkan pilpres AS 2020 dengan serangkaian kampanyenya, terkait janji tindakan untuk membalikkan kebijakan kontroversi dari Trump, seperti soal imigrasi, perubahan iklim, perumahan, pinjaman mahasiswa, dan lainnya.  

Dilansir US News, Minggu (17/1/2021) Kepala staf Biden yang baru menjabat, Ron Klain mengatakan dalam sebuah memo yang dibagikan kepada wartawan bahwa ada "sekitar puluhan" tindakan eksekutif yang akan dilakukan Presiden AS ke-46 tersebut.

Tindakan yang akan diambil pada hari pelantikan, yang dijadwalkan pada 20 Januari mendatang itu, termasuk bergabung kembali dengan kesepakatan iklim Paris, membalikkan larangan perjalanan di beberapa negara mayoritas Muslim. 

Adapun langkah memperpanjang jeda pembayaran pinjaman siswa federal, menangguhkan pengusiran dan penyitaan, serta mewajibkan penggunaan masker dalam perjalanan antar negara dan wilayah federal.

Semua tindakan itu telah diumumkan sebelumnya.

Sementara itu, sebagian besar tindakan tersebut adalah membalikkan berbagai kebijakan Trump dan tidak memerlukan tindakan kongres.

Selain itu, Biden juga akan mengungkap proposal imigrasi yang telah lama diharapkan, yang akan memberikan jalan kepada jutaan imigran tidak berdokumen yang membutuhkan tindakan kongres.

 

Donald Trump Pilih ke Klub Golf Ketimbang Hadiri Pelantikan Presiden Joe Biden

Presiden Donald Trump bermain golf di Trump National Golf Club di Sterling, Va., Sabtu, 21 November 2020. (Foto AP / Manuel Balce Ceneta)
Presiden Donald Trump bermain golf di Trump National Golf Club di Sterling, Va., Sabtu, 21 November 2020. (Foto AP / Manuel Balce Ceneta)

Pada saat Joe Biden dilantik sebagai presiden AS ke-46 pada Rabu 20 Januari 2021, pendahulunya yang tercemar skandal, Donald Trump, sudah akan jauh terbang dengan helikopter keluar dari Gedung Putih, kata seorang pejabat pada Jumat 15 Januari 2021.

Trump akan menjadi presiden pertama dalam satu setengah abad yang (berencana) tidak hadir dalam pelantikan penggantinya.

Seorang pejabat yang meminta untuk tidak diidentifikasi mengatakan Trump akan pergi ke klub golf Mar-a-Lago-nya di Florida, yang merupakan 'rumah kedua' setelah Gedung Putih bagi presiden ke-45 AS tersebut. 

Dia diperkirakan akan berada di luar kota Washington DC sebelum Biden mengambil sumpah di tangga gedung Kongres AS (Capitol) pada siang hari.

Setelah menghabiskan lebih dari dua bulan mencoba membatalkan hasil pemilu November, mendorong teori konspirasi palsu tentang kecurangan, dan berujung pada kerusuhan 6 Januari --di mana massa meringsek ke gedung Kongres, kehadiran Donald Trump belum diharapkan pada pelantikan Joe Biden.

Adalah sebuah tradisi di AS presiden yang keluar akan berdiri bersama presiden terpilih di tangga Capitol, dengan demikian menunjukkan dukungan yang terlihat untuk transfer kekuasaan yang damai.

Bukan itu saja tradisi yang dilanggar Donald Trump dan administrasinya. Ia turut dilaporkan menolak mengundang Joe Biden dan istrinya Jill Biden ke Gedung Putih untuk acara minum teh di Oval Office Gedung Putih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya