Menkes Inggris Matt Hancock Pastikan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Aman

Sekitar 13 negara telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca sementara waktu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Mar 2021, 13:06 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 13:06 WIB
Menkes Inggris Matt Hancock (AFP)
Menkes Inggris Matt Hancock (AFP)

Liputan6.com, London - Menteri Kesehatan Inggris memastikan bahwa vaksin COVID-19 produksi Oxford-AstraZeneca aman. Hal ini ia sampaikan usai sejumlah negara Eropa menangguhkan penggunaannya di tengah kekhawatiran atas pembekuan darah.

Matt Hancock mendesak orang-orang untuk "mendengarkan regulator" dan segera disuntik setelah mereka mendapat kesempatan tersebut.

Sekitar 13 negara telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca sementara. Sampai akhirnya mendapat klarifikasi lebih lanjut tentang keamanannya.

Tetapi pengawas obat-obatan Inggris, MHRA, mengatakan bahwa bukti "tidak menunjukkan" suntikan itu menyebabkan pembekuan darah.

Sekitar 17 juta orang di seluruh UE dan Inggris telah menerima satu dosis vaksin, dengan kurang dari 40 kasus pembekuan darah yang dilaporkan hingga pekan lalu, kata pabrikan AstraZeneca.

Dikatakan jumlah kasus pembekuan darah yang dilaporkan lebih rendah dari ratusan kasus yang diperkirakan terjadi di masyarakat umum.

Dalam upaya untuk meyakinkan publik Inggris, Hancock menekankan bahwa MHRA, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Badan Obat-obatan Eropa percaya bahwa vaksin itu aman.

"Kami terus meninjau efek dari vaksin ini sepanjang waktu dan kami tahu bahwa vaksin Oxford-AstraZeneca menyelamatkan nyawa di Inggris saat ini, jadi jika Anda mendapat panggilan, segera lakukan suntikan," katanya.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Vaksinasi Keluarga Kerajaan Inggris

Kerajaan Inggris
Pangeran Charles, Camilla, Pangeran William, Kate Middleton, Pangeran Harry, dan Meghan Markle menghadiri pelayanan Commonwealth Day di London, Inggris, 9 Maret 2020. (PHIL HARRIS / POOL / AFP)

Downing Street juga membela keamanan vaksin AstraZeneca, dimana juru bicara resmi PM bersikeras bahwa Boris Johnson akan dengan senang hati menerimanya suntikan itu ketika tiba gilirannya.

Sementara itu, Duchess of Cornwall mengungkapkan pada Selasa (16/3) bahwa dia telah menerima jab Oxford-AstraZeneca awal tahun ini.

Diumumkan pula pada pertengahan Februari 2021 bahwa Pangeran Charles (72) telah menerima suntikan COVID-19 pertama mereka.

Lantaran faktor usia, membuat mereka dimasukkan dalam kelompok prioritas keempat saat peluncuran vaksin.

Negara-negara di seluruh Eropa sedang mencari kejelasan lebih lanjut tentang keamanan vaksin produksi AstraZeneca di tengah kritik atas keputusan mereka untuk menangguhkan penggunaannya.

Denmark pertama kali menghentikan penggunaan vaksinnya, diikuti oleh Norwegia dan Islandia. Jerman, Prancis, Italia, Siprus, Spanyol, Latvia, dan Swedia adalah yang terbaru mengikuti.

Jerman, Prancis, dan Italia mengatakan, mereka sedang menunggu hasil investigasi oleh regulator UE, European Medicines Agency (EMA).

Mereka mengatakan bahwa pihaknya telah memilih untuk menghentikan penggunaan vaksin sebagai "tindakan pencegahan".

Negara lain, termasuk Austria, telah menghentikan penggunaan batch jab tertentu, sementara Belgia, Polandia, Republik Ceko, dan Ukraina mengatakan mereka akan terus menggunakannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya