Serangan Rudal di Pasar Yaman Tewaskan 2 Warga, 7 Orang Luka-Luka

Konflik di Yaman meletus hampir enam tahun lalu, setelah pemberontak Houthi menyapu bersih dan merebut sebagian besar bagian utara negara itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2021, 13:56 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 13:56 WIB
Militan Houthi menguasai Hodeidah yang menjadi pelabuhan utama di Yaman (AP Photo)
Militan Houthi menguasai Hodeidah yang menjadi pelabuhan utama di Yaman (AP Photo)

Liputan6.com, Sana'a - Dua warga sipil tewas dan tujuh lainnya luka-luka di Kota Marib di Yaman timur, pada Selasa (16/3), akibat rudal balistik yang diduga ditembakkan oleh milisi Houthi.

Sebuah sumber medis mengemukakan tercatat jatuhnya korban setelah sebuah roket meledak di pasar Yaman yang ramai, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (17/3/2021).

Sumber itu menambahkan milisi pemberontak terus menembakkan roket balistik ke wilayah sekitar dan pasar di kota tersebut.

Konflik di Yaman meletus hampir enam tahun lalu, setelah pemberontak Houthi menyapu bersih dan merebut sebagian besar bagian utara negara itu.

Koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye pengeboman untuk mengusir Houthi dan memulihkan pemerintahan yang diakui secara internasional.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Bantuan AS Untuk Yaman di Tengah Isu Kelaparan

Ilustrasi Yaman (AP)
Ilustrasi Yaman (AP)

Amerika Serikat, Jumat (12/3), mengumumkan akan kembali mengirim bantuan ke wilayah Yaman bagian utara yang dikuasai pemberontak.

Bantuan tersebut diberikan untuk memerangi ancaman bencana kelaparan di negara yang dikoyak perang saudara selama enam tahun itu

Pejabat PBB memperingatkan bahwa blokade pengiriman bahan bakar ke pelabuhan utama memperparah krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Bantuan itu muncul ketika utusan Presiden Joe Biden untuk Yaman mengungkapkan rasa frustrasi kepada pemberontak Houthi di negara itu.

Mereka mengatakan kelompok pemberontak itu fokus pada pertempuran untuk merebut lebih banyak wilayah sementara upaya diplomatik internasional dan regional untuk mengakhiri konflik sedang berjalan.

"Tragisnya, dan agak membingungkan bagi saya, tampaknya Houthi memprioritaskan kampanye militer" untuk merebut Provinsi Marib tengah,” kata utusan Tim Lenderking.

Dia berbicara dalam sebuah acara daring yang disponsori oleh lembaga riset Dewan Atlantik, usai melakukan lawatan selama lebih dari dua minggu di wilayah tersebut untuk mendorong gencatan senjata dan kesepakatan damai.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya