Liputan6.com, Washington D.C- Ahmad Al Aliwi Alissa, tersangka penembakan massal di Boulder, Colorado, Amerika Serikat akan hadir di pengadilan untuk pertama kalinya pada Kamis (25/3/2021) waktu setempat.
Pria berusia 21 tahun itu menyerang sebuah supermarket dan menewaskan 10 orang, termasuk seorang polisi. Polisi belum mengidentifikasi motif penembakan tersebut.
Baca Juga
Ahmad Al Aliwi Alissa, menghadapi 10 dakwaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan akibat penembakan yang ia lakukan di Supermarket King Soopers di di Boulder, sekitar 45 kilometer barat laut Denver.
Advertisement
Ia akan hadir di pengadilan daerah di Boulder pada pukul 8.15 pagi waktu setempat, menurut catatan pengadilan Colorado, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Serangan itu adalah penembakan massal kedua di AS dalam seminggu, setelah pria bersenjata lainnya menewaskan delapan orang di tiga spa di daerah Atlanta pada 16 Maret.
Kedua penembakan itu membuat Presiden AS Joe Biden meminta Kongres untuk memperkuat pembatasan senjata.
Namun, legislasi untuk mendukung pemeriksaan latar belakang dan melarang senapan semi-otomatis terhenti di tengah oposisi Republik.
Dalam sebuah wawancara dengan Daily Beast, saudara kandung dari pelaku, menjelaskan bahwa Alissa merupakan pribadi antisosial dan memiliki gangguan kejiwaan.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pelaku Penembakan di Boulder Memiliki Riwayat Kekerasan
Menurut sebuah keterangan tertulis, Alissa tiba di supermarket King Soopers dengan membawa senapan semi-otomatis jenis AR dan pistol, serta tampak mengenakan rompi taktis.
Pernyataan tertulis itu juga membeberkan basis data penegakan hukum yang menunjukkan bahwa enam hari sebelumnya, Alissa sempat membeli pistol Ruger AR-556 - senjata yang menyerupai senapan semi-otomatis.
Alissa, seorang warga negara AS yang dinaturalisasi dari Suriah, lulus dari Arvada West High School pada 2018.
Pada 2017, ia mengaku bersalah atas penyerangan tingkat tiga karena meninju teman sekelasnya.
Teman sekelasnya mengungkapkan bahwa serangan itu tidak beralasan - dalam sebuah pernyataan yang didukung oleh wawancara dengan beberapa saksi, menurut laporan insiden dari Departemen Kepolisian Arvada.
Di sisi lain Alissa memberi tahu seorang petugas bahwa teman sekelasnya memanggilnya dengan nama "teroris" dan menunjukkan perbuatan yang rasis.
10 korban penembakan di Boulder telah teridentifikasi, termasuk Eric Talley, seorang polisi dari Kepolisian Boulder yang termasuk di antara petugas pertama di tempat kejadian.
Talley (51), adalah ayah dari tujuh anak yang mencari pekerjaan yang tidak terlalu berbahaya, menurut ayahnya.
Penghormatan oleh warga Boulder, dengan menempatkan karangan bunga, lilin dan pesan belasungkawa tertulis dilakukan luar supermarket dan di markas besar polisi.
Colorado telah menyaksikan beberapa kasus kekerasan yang melibatkan senjata - yang paling mengejutkan dalam sejarah AS, termasuk penembakan massal tahun 2012 di sebuah bioskop di Aurora dan serangan pada tahun 1999 di Sekolah Menengah Columbine, dekat Littleton.
Advertisement