Liputan6.com, Jakarta - Menlu Retno Marsudi dan Menhan Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Menlu Jepang Motegi Toshimitsu dan Menhan Kishi Nobuo. Dalam pertemuan itu, kedua negara sepakat akan melakukan kerja sama di berbagai bidang.
Dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan (2+2) Jepang-RI yang kedua, para menteri telah menyepakati bahwa “ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP)” dan “Free and Open Indo-Pacific (FOIP)” berbagi banyak prinsip yang fundamental dan kedua negara akan mendorong kerja sama yang nyata sebagai “mitra strategis” yang bergagi nilai-nilai dasar yang sama demi mewujudkan FOIP dan AOIP.
Advertisement
"Saya tegaskan kembali prinsip ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, yaitu transparansi, keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama. Indonesia siap bermitra dengan semua negara dalam implementasi ASEAN Outlook," tulis Menlu Retno di Twitter resmi @Menlu_RI.
Keempat Menteri menyambut baik penandatanganan perjanjian antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia tentang Pengalihan Alat dan Teknologi Pertahanan serta sepakat untuk mempromosikan kerja sama keamanan antara kedua negara berdasarkan perjanjian tersebut.
Selain itu, pihak Jepang telah menyampaikan keputusan untuk memberikan pinjaman senilai 50 miliar yen di bidang penanggulangan bencana. Pihak Indonesia menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan tersebut.
Selanjutnya, mereka juga sepakat untuk mendorong kerja sama di bidang maritim, termasuk pembangunan pulau terluar dan pengawasan dan penegakan hukum laut, serta kerja sama di bidang bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Selain itu, keempat Menteri telah menyetujui untuk mempromosikan kerja sama di kawasan sekitar Laut Sulu dan Laut Sulawesi. Selain itu, mereka juga menegaskan untuk memperkokoh kerja sama di bidang keamanan ekonomi, termasuk rantai pasokan dan digital, serta penanggulangan terorisme.
Kerja Sama Kawasan Internasional
Selain kerja sama bilateral, sejumlah isu kawasan dan internasional pun ikut dibahas.
Pihak Jepang menyampaikan keprihatinan yang serius terhadap perkembangan RRT belakangan ini, termasuk Undang-Undang Penjaga Pantai, dan keempat Menteri bertukar pendapat mengenai situasi di, antara lain Laut Tiongkok Timur dan Laut Tiongkok Selatan.
Keempat Menteri berbagi keprihatinan yang serius terhadap kelanjutan dan penguatan percobaan yang mengubah status-quo secara sepihak dengan menggunakan kekuatan.
Selain itu, keempat Menteri juga sepakat atas pentingnya penegakan ketertiban maritim yang bebas dan terbuka berdasarkan supremasi hukum serta penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS.
Pihak Jepang telah menyampaikan keprihatinan yang keras terhadap Korea Utara yang meningkatkan kemampuan nuklir dan rudal, bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. Pihak Jepang juga mengecam keras atas peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara beberapa waktu lalu.
Berdasarkan hal tersebut, keempat Menteri menegaskan sangat penting bagi Korea Utara untuk melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB secara utuh demi penghapusan seluruh senjata pemusnah massal dan rudal balistik dengan jangkauan apapun secara utuh, dapat diverifikasi, serta tidak dapat diubah.
Selanjutnya, pihak Jepang memohon pengertian dan dukungan pihak Indonesia demi menyelesaikan masalah penculikan warga negara Jepang dengan cepat. Pihak Indonesia menyampaikan dukungan atas hal tersebut.
Advertisement
Dorong Kerja Sama di Bawah Payung ASEAN
Pihak Jepang menyampaikan keinginan untuk mendorong kerja sama yang nyata berdasarkan “Joint Statement of the ASEAN-Japan Summit on the Cooperation on ASEAN Outlook on the Indo-Pacific”, serta menjelang peringatan 50 tahun Kerjasama dan Persahabatan Jepang - ASEAN pada tahun 2023, pihak Jepang juga menyampaikan harapan untuk mempererat kerja sama dengan Indonesia yang akan menjadi ketua ASEAN pada tahun 2023.
Selain itu, pihak Jepang menyatakan bahwa Jepang mendukung sentralitas dan kesatuan ASEAN bersama dengan negara-negara yang sependapat yang lain dan tetap ingin bekerja sama dengan ASEAN.
Menanggapi hal tersebut, pihak Indonesia menyatakan bahwa mereka akan berusaha keras untuk mengembangkan hubungan antara Jepang dan ASEAN.