Liputan6.com, Tokyo - Wilayah barat Jepang, Osaka, membatalkan acara penyalaan obor Olimpiade Tokyo pada Rabu (7/4) yang dijadwalkan di seluruh prefektur.
Pembatalan acara tersebut dilakukan karena kelonjakan infeksi Virus Corona COVID-19 di wilayah itu - mendorong pemerintah mengumumkan status darurat medis.
Otoritas kesehatan Jepang juga khawatir varian baru Virus Corona dapat menyebabkan gelombang keempat infeksi terjadi, dalam waktu 107 hari sebelum Olimpiade Tokyo dimulai.
Advertisement
Upaya vaksinasi COVID-19 di Jepang juga kini masih dalam tahap awal.
Gubernur Osaka, Hirofumi Yoshimura mengatakan bahwa acara pawai di jalan-jalan akan dibatalkan.
Ditambahkannya, sistem medis telah menghadapi tekanan yang sangat besar karena varian baru virus membuat kasus melonjak di kalangan anak muda.
"Hampir dapat dipastikan bahwa strain mutasi virus ini sangat menular dengan kecepatan transmisi yang tinggi," kata Yoshimura dalam pernyataannya yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (7/4/2021).
"Saya ingin meminta semua penduduk prefektur Osaka untuk tidak keluar rumah jika tidak perlu. Sistem medis dalam situasi yang sangat ketat," pungkasnya.
Osaka melaporkan lebih dari 800 infeksi baru COVID-19 pada Rabu (7/4) - rekor kenaikan dalam dua hari berturut-turut.
Kasus COVID-19 yang parah memenuhi sekitar 70 persen tempat tidur rumah sakit di wilayah tersebut.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kasus COVID-19 di Osaka Lampaui Jumlah Infeksi di Tokyo
Osaka dan prefektur tetangga, yaitu Hyogo dan Miyagi telah memulai pemberlakuan lockdown pada 6 April, dalam upaya mengendalikan varian virus yang lebih menular.
Dalam beberapa hari terakhir, infeksi di Osaka telah melampaui infeksi di Tokyo, dan kota yang jauh lebih besar.
Infeksi Virus Corona di Tokyo juga dalam tren naik, dengan 555 infeksi baru yang dilaporkan pada Rabu (7/4) - berada di level tertinggi sejak awal Februari.
Status darurat di daerah Osaka dapat diperluas ke Tokyo dan di wilayah lain jika diperlukan, menurut pernyataan dari Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga.
Upaya vaksinasi COVID-19 di Jepang masih jauh dari proses di sebagian besar negara ekonomi besar, dengan sekitar 1 juta orang yang menerima setidaknya satu dosis vaksin sejak Februari 2021.
Angka itu mewakili kurang dari 1 persen populasi, versus hampir 2 persen di negara tetangga Korea Selatan, yang memulai kampanye vaksinasinya setelah Jepang.
Advertisement