Penembakan Terjadi di Depan Rumah Sakit Paris, 1 Orang Tewas dan Lainnya Luka-luka

Sebuah insiden penembakan yang terjadi di depan rumah sakit di Paris menewaskan satu orang.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Apr 2021, 07:41 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 06:30 WIB
Petugas kepolisian Paris, Prancis berjaga setelah insiden penembakan terjadi.
Petugas kepolisian Paris, Prancis berjaga setelah insiden penembakan terjadi. (Foto: AP)

Liputan6.com, Paris - Kepolisian Paris sedang memburu seorang pria bersenjata yang melepaskan tembakan di luar rumah sakit hingga menewaskan satu orang dan lainnya menderita luka serius.

Para saksi mata mengatakan pria bersenjata itu, yang mengenakan penutup kepala, melepaskan beberapa tembakan ke kepala seorang pria saat dia berbaring di tanah di luar rumah sakit Henry Dunant di Paris, sebelum melarikan diri.

Mengutip Sky News, Selasa (13/4/2021), televisi lokal mengatakan orang yang terluka lainnya adalah seorang wanita, yang bekerja sebagai satpam di rumah sakit, yang juga beroperasi sebagai pusat vaksinasi COVID-19.

Francis Szpiner, walikota arondisemen ke-16, mengatakan kepada wartawan, "Ini bukan serangan teroris, itu mungkin kasus penyelesaian masalah."

Sementara itu, petugas serikat polisi Rocco Contento tampaknya mendukung dengan mengatakan kepada televisi BFM bahwa ada pertengkaran antara pria bersenjata dan seorang wanita sebelum penembakan.

Salah seorang saksi yakni Noura Berrahmouni mengatakan: "Itu sangat cepat kami kira akan menyelesaikan masalah. Jika tidak ... kami pikir akan ada lebih banyak korban."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Terkait Terorisme

Petugas kepolisian Paris, Prancis berjaga setelah insiden penembakan terjadi. (Foto: AP)
Petugas kepolisian Paris, Prancis berjaga setelah insiden penembakan terjadi. (Foto: AP)

Polisi mengatakan insiden tersebut tidak berhubungan dengan aksi terorisme. Ini adalah yang aksi terbaru dari serangkaian serangan di Paris belakangan ini.

Pada Oktober 2020, guru sejarah Samuel Paty dipenggal setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama pelajaran di kelas.

Hanya sebulan sebelumnya, pakar terorisme Prancis dipanggil untuk melakukan serangan yang melukai dua jurnalis di dekat bekas kantor majalah satir Charlie Hebdo di ibu kota.

Pada Januari 2020, serangan pisau di selatan kota menewaskan satu pria dan dua wanita terluka.

Dan lebih jauh ke selatan, di Nice, pada Oktober 2020, tiga orang tewas dalam serangan pisau di sebuah gereja, dalam apa yang dikatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai "serangan teroris".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya