New Delhi - Negara tetangga India seperti Nepal, Bangladesh dan Pakistan melaporkan peningkatan kasus COVID-19 baru baru-baru ini. Tatkala India tengah diterjang tsunami akibat penularan virus tersebut.Â
Mengutip DW Indonesia, Senin (3/5/2021), kondisi tersebut mendorong pihak berwenang sejumlah negara tetangga India itu menutup perbatasan dan membatasi perjalanan. Kendati demikian, sejatinya kekhawatiran lain muncul dari keberadaan 'jalur tikus' yang banyak digunakan orang untuk menyeberang lintas perbatasan. Bolak-balik setiap hari.
Sejauh ini, para ilmuwan tengah melakukan pemeriksaan terkait apakah varian Virus Corona mutan ganda baru sebagai penyebab tsunami COVID-19 di India saat ini.
Advertisement
Varian yang disebut B.1.617 dan digambarkan sebagai "mutasi super", awalnya terdeteksi di India. Saat ini menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilaporkan telah ditemukan di setidaknya 17 negara.
Menurut penuturan WHO, pemodelan awal berdasarkan sekuensing genetik menunjukkan bahwa varian Virus Corona B.1.617 bisa lebih menular.
T Jacob John, virolog dari India, kepada DWÂ memaparkan bahwa "virus ini tidak menghormati batas negara dan tidak memerlukan paspor. Mutan ganda menunjukkan bahwa ia lebih menular daripada varian lain yang beredar di India, menunjukkan potensi peningkatan penularan."
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Ini:
Kasus COVID-19 di Nepal Meningkat
Nepal, negara dengan populasi lebih dari 24 juta orang, berbatasan dengan lima negara bagian di India utara yakni: Uttarakhand, Uttar Pradesh, Bihar, Benggala Barat, dan Sikkim.
Pada bulan Februari, tingkat infeksi COVID-19 Nepal berkisar antara 150 hingga 200 kasus baru setiap hari.
Namun selama dua minggu terakhir, Nepal telah melaporkan ribuan kasus baru setiap hari, yang bertepatan dengan lonjakan infeksi di India saat ini.
"Ini benar-benar mengerikan, dan kami adalah negara kecil. Saat ini, kami melihat hampir 4.000 hingga 5.000 kasus di seluruh negeri, dan banyak kasus berada di provinsi Lumbini (yang berbatasan dengan India)," Ranjeet Baral, dokter di Kathmandu, Nepal, mengatakan kepada DW.
Diperkirakan sekitar 6 juta orang Nepal tinggal dan bekerja di India, dan, mengingat sifat perbatasan kedua negara yang memiliki banyak celah, orang sering kali bebas menyeberang.
Perbatasan sempat ditutup selama beberapa waktu selama masa lockdown di India tahun lalu, tetapi sejak itu telah dibuka kembali.
Seorang dokter di Nepal mengatakan bahwa meski sejauh ini tingkat kematian relatif rendah, tingkat infeksi COVID-19 tinggi terjadi di kalangan remaja yang berpeluang lebih tinggi menyebarkan virus.
"Infrastruktur kesehatan kami telah kewalahan, dan kami kehabisan tempat tidur. Ahli epidemiologi telah mendeteksi varian India dan kami mungkin menghadapi potensi krisis," kata Baral.
Â
Advertisement
Bangladesh Tutup Perbatasan, Pakistan Waspada
Wabah Corona di India tampaknya juga telah sampai di Bangladesh timur. Pihak berwenang di sana telah membatasi pergerakan orang dengan menutup perbatasan selama dua minggu.
Komite Penasihat Teknis Nasional Bangladesh untuk COVID-19 juga merekomendasikan agar perbatasan tidak dibuka kembali sampai situasi di India membaik. Komite tersebut menekankan bahwa pemerintah harus mengambil tindakan tegas untuk menjaga sebaran "varian India".
"Pihak otoritas yang lebih tinggi telah memutuskan untuk menutup perbatasan selama dua minggu. Rute darat dengan India akan ditutup mulai 26 April," ujar Menteri Dalam Negeri Bangladesh, Asaduzzamman Khan Kamal, baru-baru ini kepada wartawan di Dhaka.
Sejak 15 Maret yakni saat infeksi COVID-19 di Bangladesh mulai meningkat, hingga 28 April, infeksi baru di negara itu melonjak menjadi lebih dari 190 ribu kasus. Saat ini, total kasus di Bangladesh mencapai lebih dari 757.000.
Di perbatasan bagian barat India, kasus COVID-19 juga telah meningkat di Pakistan sejak awal Maret, bertepatan dengan wabah gelombang kedua di India.
Masih belum diketahui apakah varian India telah dilaporkan dalam infeksi baru ini, namun perjalanan dari India ke Pakistan telah dilarang sejak 19 April.
"Virus akan melintasi perbatasan ketika orang melintasi perbatasan. Saya tidak terkejut bahwa kita melihat adanya lonjakan (infeksi) di sekitar kita," kata virolog Shahid Jameel kepada DW.
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Advertisement