COP26 Tegaskan pada Dunia Tentang Pentingnya Ketergantungan akan Batu Bara

KTT iklim utama COP26 yang diadakan oleh Inggris menegaskan pentingnya menghilangkan ketergantungan dunia akan batu bara.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 18 Mei 2021, 21:47 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2021, 21:40 WIB
Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Inggris menginisiasi dan menegaskan kepada dunia tentang pentingnya merespons perubahan iklim, salah satunya dengan menghilangkan ketergantungan akan batu bara.

Dalam KTT iklim utama bertajuk COP26, ini akan menjadi peluang terbaik dunia untuk membangun masa depan yang lebih bersih dan lebih hijau, kata Alok Sharma selaku presiden terpilih COP26 dalam pidato utama di luar Glasgow, 6 bulan sebelum penutupan COP26.

Sharma menguraikan bagaimana Inggris berusaha untuk memastikan bahwa periode dua minggu ini adalah saat dimana setiap negara dan setiap bagian dari masyarakat turut mengemban tanggung jawab mereka untuk melindungi planet kita.

Dengan mendapat dukungan dari menteri-menteri pemerintah Inggris, mereka sepakat akan mengambil bagian dalam kunjungan terkait iklim sepanjang hari Jumat untuk menunjukkan bagaimana Inggris menghijaukan semua bagian masyarakat - mulai dari rumah sakit dan penjara, hingga pekerjaan dan transportasi.

Pidato Presiden Terpilih COP26 menjelaskan bagaimana Inggris bekerja guna mensukseskan perhelatan di Glasgow. Ini berpusat pada kerja bersama dengan semua negara untuk melakukan upaya bersama yang konsisten di empat bidang yaitu dengan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat, memungkinkan komunitas dan habitat alami untuk beradaptasi dengan dampak perubahan iklim, memobilisasi pendanaan iklim, dan bekerja sama untuk melakukan aksi nyata. 

COP26 akan mempertemukan para negosiator iklim dari 196 negara serta pelaku bisnis, organisasi, para ahli dan pemimpin dunia di SEC di Glasgow mulai tanggal 1 hingga 12 November.

Enam tahun sejak COP21, saat Perjanjian Paris disetujui dan dunia sepakat untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5C, KTT tahun ini akan menjadi tempat bagi semua negara berkomitmen untuk tindakan yang diperlukan demi menjaga target ini agar tetap hidup.

Presiden Terpilih COP26 Alok Sharma mengatakan bahwa ini adalah harapan terakhir kita untuk menjaga target 1,5 derajat dan ini adalah kesempatan terbaik kita untuk membangun masa depan yang lebih cerah termasuk pekerjaan ramah lingkungan dan udara yang lebih bersih.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

Pentingnya Hapus Ketergantungan akan Batu Bara

Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Kapal tongkang bermuatan batu bara melintasi kapal nelayam saat hendak bersandar ke Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merde

Menurut Sharma, hari-hari penggunaan batu bara sebagai sumber energi termurah, sudah lewat.

“Dan di masa lalu, bisnis batu bara, seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal PBB, meningkat tajam. Itu adalah teknologi lama. Kita harus menjadikan COP26 sebagai momen penting untuk mengakhiri penggunaan batu bara, sambil mendukung pekerja dan komunitas untuk melakukan transisi. Menciptakan pekerjaan ramah lingkungan yang baik untuk mengisi kesenjangan”, tutup Sharma. 

Inggris memimpin dalam aksi iklim.

Pada tahun 2012, 40 persen listrik Inggris berasal dari batu bara. Angka itu sekarang hanya tinggal kurang dari 2 persen, menunjukkan bahwa perubahan adalah hal yang mungkin.

Dalam waktu kurang dari 20 tahun, Inggris mengembangkan sektor angin lepas pantai terbesar di dunia.

Inggris adalah negara pertama yang berjanji untuk mengurangi emisi karbon hingga 78 persen pada tahun 2035; dan Inggris akan sepenuhnya menghentikan penggunaan tenaga batu bara pada tahun 2024, serta mengakhiri penjualan kendaraan bensin dan diesel baru pada tahun 2030.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya