Liputan6.com, Tel Aviv - Otoritas Arab Saudi menolak memberikan izin maskapai Israel untuk menerbangkan salah satu pesawatnya melalui wilayah udara negara itu dalam perjalanan ke Uni Emirat Arab.
Hal ini lantas mendorong maskapai tersebut untuk membatalkan penerbangannya antara Tel Aviv dan Dubai pada Selasa 25 Mei 2021.
Baca Juga
Israir maskapai terbesar kedua Israel mengalami penundaan terbang di bandara Ben Gurion Tel Aviv setelah otoritas wilayah udara Saudi menolak izin pesawat untuk terbang di atas wilayah kaya emas tersebut.
Advertisement
Penerbangan lima jam ke Dubai, yang rencananya lepas landas pada pukul 09.00 waktu setempat, akhirnya dibatalkan dan penumpang dipulangkan.
Beberapa penumpang lantas dirujuk ke hotel, menurut middleeasteye, Kamis (27/5/2021).
Namun, penerbangan dari dua maskapai penerbangan Israel lainnya, El Al dan Arkeia, telah disetujui untuk terbang di atas Arab Saudi pada Selasa 25 Mei sore dalam perjalanan ke dan dari Dubai.
Kegagalan teknis
Flightradar24, situs web pelacakan langsung penerbangan, menunjukkan bahwa tiga penerbangan saat ini dijadwalkan pada Kamis antara Tel Aviv dan Dubai, dioperasikan oleh Israir, FlyDubai, dan El Al.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, pembatalan penerbangan Israir disebabkan oleh "kegagalan teknis", karena maskapai penerbangan Israel harus meminta izin dari otoritas wilayah udara Saudi sebelum perjalanan dimulai.
Pada September 2020, Arab Saudi mengumumkan akan mengizinkan penerbangan komersial antara Israel dan UEA untuk memasuki wilayah udaranya, keputusan yang mulai berlaku pada Desember 2020.
Â
Hubungan Diplomatik yang Dinormalisasi
Keputusan Riyadh untuk mengizinkan pesawat Israel di langit datang setelah UEA dan Bahrain secara resmi menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel dalam kesepakatan yang disponsori Washington pada September 2020.
Arab Saudi sebelumnya telah melarang penerbangan ke dan dari Israel menggunakan wilayah udaranya.
Sementara Riyadh tidak memiliki hubungan resmi dengan Israel, Putra Mahkota kerajaan Mohammad bin Salman diyakini akan secara luas mendorong normalisasi.
Advertisement