Universitas Kecerdasan Buatan Pertama di China Dibuka, Ini Murid Virtualnya

Temui Mahasiswa Universitas AI Virtual Pertama di China, Hua Zhibing.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2021, 19:11 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2021, 19:10 WIB
Ilustrasi Kampus
Ilustrasi kampus by Juraj Varga from Pixabay

Liputan6.com, Beijing - Hua Zhibing secara resmi terdaftar dan menjadi mahasiswa Universitas Tsinghua Beijing pada Selasa 15 Juni 2021. Tapi dia bukan siswi biasa, melainkan virtual bertenaga Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pertama di China.

Penampilan Hua Zhibing, suara, dan bahkan musik yang diputar di latar belakang vlog tempat dia memperkenalkan dirinya kepada dunia, semuanya dibuat menggunakan sistem pemodelan AI yang memecahkan rekor bernama Wudao 2.0. 

AI ini diresmikan pada Konferensi Akademi Kecerdasan Buatan (BAAI) Beijing 2021 pada 1 Juni, dan menurut pengembangnya, ini adalah model skala triliun pertama di China dan terbesar di dunia. 

Mengutip Odditycentral, Wudao 2.0 dirancang untuk memungkinkan mesin berpikir seperti manusia dan dilaporkan hampir lulus tes Turing dalam pembuatan puisi dan bait, ringkasan teks, menjawab pertanyaan, dan melukis.

Mahasiswa terbaru Universitas Tsinghua akan belajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Komputer dan diharapkan untuk tumbuh dan belajar lebih cepat daripada rata-rata orang yang sebenarnya. Setelah mengembangkan minat yang kuat dalam seni rupa dan sastra, Hua Zhibing sudah dapat membuat lagu, menulis puisi, dan menggambar.

 

Memiliki Tingkat Kognitif Anak Berusia 6 Tahun untuk Saat Ini

Melakukan Riset Kampus yang Akan Dituju
Ilustrasi Belajar Credit: pexels.com/pixabay

Tang Jie, profesor ilmu komputer yang mengajar mahasiswa AI di Universitas Tsinghua, mengatakan bahwa Hua saat ini memiliki tingkat kognitif anak berusia enam tahun, tetapi diperkirakan akan mencapai tingkat anak berusia 12 tahun dalam waktu satu tahun.

"Saya sudah kecanduan sastra dan seni sejak saya 'lahir," kata Hua Zhibing dalam vlog pertamanya, di platform China Weibo. 

“Saya menjadi tertarik dengan kelahiran saya. Bagaimana saya dilahirkan? Bisakah saya memahami diri saya sendiri?”

Prof Tang percaya bahwa Hua Zhibing berbeda dari karakter virtual bertenaga AI lainnya karena ia memiliki beberapa kemampuan dalam penalaran dan interaksi emosional. Tang dan para peneliti lain yang terlibat dalam proyek ini berharap bahwa dia akan memiliki EQ (kecerdasan emosional) yang lebih tinggi dan dapat berkomunikasi seperti manusia nyata di beberapa titik.

Wudao 2.0, model di belakang Hua Zhibing, menggunakan 1,75 triliun parameter untuk mensimulasikan percakapan, menulis puisi, dan memahami gambar, sehingga melampaui rekor 1,6 triliun parameter yang ditetapkan oleh Google's Switch Transformer.

China telah membuat kemajuan di bidang teknologi buatan dalam beberapa tahun terakhir, dan pembawa berita virtualnya yang hidup adalah bukti nyata akan hal itu.

Reporter: Lianna Leticia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya