Truk Tabrak 5 Anak SD di Jepang, Sopir Mengaku Habis Minum Alkohol

Sopir truk itu mengaku minum alkohol ketika bekerja. Dua siswa SD tewas.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Jul 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 10:30 WIB
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Liputan6.com, Yachimata - Seorang sopir truk di Jepang menabrak lima anak SD akibat mabuk pada Senin 28 Juni 2021. Kecelakaan itu mengakibatkan dua siswa SD tewas, sementara tiga orang lainnya terluka serius.

Sopir bernama Hiroshi Umezawa (60) kemudian ditahan di TKP, selain itu rumah dan kantornya langsung digeledah. Polisi juga memeriksa kadar alkohol di tubuh pelaku. Hasilnya, polisi mendeteksi kadar alkohol Umezawa melewati batas untuk mengemudi. 

Sopir truk itu juga telah mengakui bahwa dirinya habis minum alkohol. Ia berkata sedang bermanuver untuk menghindari tiang listrik, demikian laporan Kyodo, dikutip Kamis (1/7/2021).

Peristiwa terjadi sekitar pukul 15.30 sore di kota Yachimata, prefektur Chiba, ketika anak-anak SD baru pulang sekolah. Truk yang dikemudikan Umezawa menabrak barisan anak-anak SD itu. Polisi menyebut sopir tidak menginjak rem ketika menabrak.

Perusahaan transportasi tempat Umezawa bekerja berkata pelaku dalam perjalanan kembali ke kantornya. Perusahaan Nanbu Corp. turut mengakui bahwa pihak mereka tidak melaksanakan tes alkohol secara rutin dan mempercayai sopir agar tidak minum-minum saat kerja.

Presiden Nanbu, Tatsuhiro Chinen, meminta maaf atas kejadian ini. Ia menyesalkan bahwa Umezawa berkendara saat mabuk. Umezawa sendiri telah bekerja di perusahaan itu selama 16 tahun sejak 2005.

"Hal seperti itu seharusnya tidak pernah terjadi," ujarnya.

Bunga di Sisi Jalan

Ilustrasi bunga melati, kecantikan
Ilustrasi bunga melati, kecantikan. (Photo by Capri23auto on Pixabay)

Warga yang bersimpati lalu meninggalkan karangan bunga di dekat tiang listrik lokasi tabrakan terjadi pada Selasa pagi. Mereka juga berdoa.

"Saya tidak percaya ini melibatkan anak-anak kecil. Saya merasa berduka bagi orang tuanya," ujar Shota Kojima (24).

Seorang ibu muda juga datang ke lokasi. Ia menyesalkan bahwa masa depan anak-anak itu telah direnggut.

"Sebagai seorang ibu dengan seorang anak, hati saya sakit ketika memikirkan penderitaan para orang tua itu," ujar wanita berusia 20-an itu.

SD Choyo di Yachimata, tempat murid-murid itu sekolah, tutup pada Selasa kemarin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya