Terungkap, Ada Satu Keluarga Positif COVID-19 Terbang ke Australia Selatan dari Indonesia

Satu keluarga sudah diketahui positif COVID-19 sebelum terbang dari Indonesia mendarat di Adelaide, Australia, dengan pesawat sewaan, pekan lalu.

diperbarui 01 Jul 2021, 11:36 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 11:36 WIB
Ilustrasi Pesawat Terbang
Ilustrasi pesawat terbang. (dok. Unsplash.com/@trinitymmoss)

, Jakarta - Departemen Kesehatan Australia Selatan telah mengonfirmasi terkait satu keluarga yang terinfeksi Virus Corona COVID-19 varian Delta yang mudah menular.

Satu keluarga sudah diketahui positif COVID-19 sebelum terbang dari Indonesia mendarat di Adelaide, Australia, dengan pesawat sewaan, pekan lalu.

Mengutip ABC Australia, Kamis (1/7/2021), awalnya laporan yang beredar hanya menyebutkan berasal dari sebuah negara di Asia Tenggara. 

"Satu keluarga pria dan wanita dewasa dan seorang anak dari Asia Tenggara dipulangkan ke Australia Selatan pekan lalu oleh perusahaan evakuasi medis swasta," kata Dr Emily Kirkpatrick, Wakil Kepala Badan Kesehatan Publik setempat.

Namun kemarin, juru bicara dari Australian Border Force (ABF) dalam pernyataannya menyebutkan lembaganya membantu memfasilitasi penerbangan evakuasi medis pada 25 Juni lalu dari Indonesia ke Australia Selatan.

"Tiga orang di dalam pesawat tersebut diketahui memiliki status warga negara Australia yang berasal dari kota Adelaide, tapi bekerja di Indonesia," jelas ABF dalam pernyataannya.

"Persetujuan dan pengaturan evakuasi medis dilakukan sesuai dengan sistem yang ada untuk penerbangan evakuasi medis internasional dan sudah dikonsultasikan dengan pemerintah Australia Selatan," demikian pernyataan ABF.

Penerbangan tersebut dibayar oleh pihak keluarga tersebut. 

Pemerintah Australia Selatan kemudian mengatur penjemputan dan membawanya ke hotel karantina, yakni hotel Tom's Court di pusat kota Adelaide.

 

Terungkap dari Pengecekan Jumlah Kedatangan Internasional

Ilustrasi bandara.
Ilustrasi bandara. (iStockphoto)

Laporan ini terungkap saat kebijakan Pemerintah Federal Australia soal jumlah kedatangan internasional dipertanyakan Pemerintah negara bagian Queensland. 

Hal tersebut dipicu setelah diketahui salah satu klaster baru di Brisbane terkait dengan seorang yang pernah bolak-balik ke Indonesia dan Australia. 

Tidak diketahui apakah orang tersebut berstatus warga negara Australia atau penduduk tetap (PR).

Orang ini sedang dirawat di rumah sakit di Brisbane dan diketahui menulari seorang resepsionis, setelah dilakukan pelacakan dengan metode 'genome sequencing'.

Resepsionis yang berusia 19 tahun kemudian menularkannya kepada adik laki-lakinya yang masih duduk di bangku sekolah.

Queensland dengan ibu kota Brisbane saat ini sedang menjalankan 'lockdown' akibat penularan baru.,

Pemerintah Queensland menuding Pemerintah federal tidak menutup perbatasan sepenuhnya dan membiarkan orang pemegang visa sementara masuk. 

"Mereka ini bukan warga negara atau penduduk tetap Australia. Faktanya, sebanyak 20.000 orang yang warga Australia tiba di sini bulan lalu, separuhnya merupakan pemegang visa sementara," jelas Steven Miles, Wakil Menteri Utama Queensland.Menurut Steven, setiap pekan orang yang diperbolehkan masuk ke Australia terdiri atas:

600 kewarganegaraan Inggris500 kewarganegaraan ChinaLebih dari 300 kewarganegaraan IndonesiaLebih dari 250 kewarganegaraan Amerika SerikatLebih dari 200 kewarganegaran Filipina115 kewarganegaraan Afrika SelatanNamun Pemerintah Federal Australia mengatakan serangan dari Pemerintah Queensland hanyalah sebagai upaya mengalihkan warga dari kesalahan mereka dalam mengelola hotel karantina. 

"Biar saya tegaskan bahwa data dari Australian Border Force sudah dengan jelas mengatakan rata-rata 80 persen mereka yang kembali ke Australia adalah warga negara Australia, penduduk tetap atau anggota keluarga dekat," kata Menteri Dalam Negeri Australia, Karen Andrews.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya