Presiden China Xi Jinping Beri Penghargaan ke Pasukan Anti-Teroris di Xinjiang

Daerah Xinjiang di China menjadi sorotan China karena dinilai ada pelanggaran HAM ke komunitas Muslim Uighur.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Jul 2021, 07:31 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2021, 07:31 WIB
Peduli Muslim Uighur, Warga Gelar Aksi Saat CFD
Topeng bendera Turkestan Timur yang dipakai peserta Aksi Save Uighur selama CFD, Jakarta, Minggu (22/12/2019). Aksi digelar sebagai bentuk peduli terhadap muslim Uighur di Xinjiang yang diduga hingga saat ini terus mengalami tindakan kekerasan oleh pemerintah China. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Beijing - Presiden China, Xi Jinping, memberikan penghargaan kepada skuadron anti-teroris dari Xinjiang. Mereka diberikan gelar "Skuadron Pisau Tajam Anti-Teroris."

Menurut laporan media pemerintah China, Xinhua, Rabu (7/7/2021), skuadron itu dinilai melakukan performa menonjol di Xinjiang. Perwakilan skuadron itu datang ke Beijing pada Minggu 5 Juli untuk menghadiri upacara bersama Presiden Xi Jinping.

Seluruh angkatan bersenjata China diminta belajar dari kemampuan skuadron Xinjiang tersebut.

Xinhua tidak menulis siapa "teroris" yang dimaksud. Akan tetapi, selama ini China menilai ada gerakan ekstrem di Xinjiang yang berimplikasi pada minoritas Uighur.

Tindakan pemerintah China terhadap Uighur telah mendapatkan kebijakan interasional. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump hingga Joe Biden kompak mengecam China atas tindakannya terhadap Uighur.

Mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sempat bercerita ketika berkunjung ke Jakarta terkait nasib komunitas Uighar. Pompeo berkata para korban bahkan dipaksa makan babi, serta mengkritik justifikasi pemerintah China yang sedang melawan teroris.

 

Cerita Pompeo

Menlu AS Mike Pompeo di acara GP Ansor.
Menlu AS Mike Pompeo di acara GP Ansor. Dok: GP Ansor

Menlu Mike Pompeo pernah menyebut pemerintah China berusaha membuai Indonesia agar lupa pada Muslim Uighur.

"Saya tahu Partai Komunis China mencoba meyakinkan Indonesia agar berpaling dari penderitaan mereka (Uighur)," ujar Pompeo.

Pompeo berkata China menebar "fantasi" bahwa mereka berusaha supaya Muslim Uighur lebih moderat dan menikmati ekonomi China.

Terkait argumen itu, Pompeo meminta masyarakat Indonesia untuk memakai hati dan mencari fakta.

"Dengarkan cerita-cerita dari para survivor dan keluarga mereka," ujar Pompeo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya