Liputan6.com, Dubai - Sejumlah rumah sakit swasta di Dubai menawarkan vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Pfizer. Program RS swasta ini bertujuan meningkatkan tingkat vaksinasi di kalangan masyarakat.
Masyarakat tinggal mendaftar dan mendapatkan vaksin secara gratis. Saat ini, ada 66 persen warga Uni Emirat Arab yang telah mendapat vaksin secara full.
Menurut laporan Khaleej Times, Kamis (29/7/2021), salah satu RS yang ikut program ini adalah RS Aster. Vaksin Pfizer itu tidak ditawarkan sebagai suntikan tambahan (booster), melainkan untuk dosis pertama dan kedua.
Advertisement
RS Zulekha juga menawarkan vaksin Pfizer gratis bagi orang-orang yang eligible, termasuk pemegang visa di Dubai.
Namun, ada juga RS di Dubai yang ingin menghabiskan vaksin Sinoparm dahulu, barulah kemudian beralih ke Pfizer dalam dua pekan ke depan. Selain itu, ada RS yang hanya memberikan Pfizer kepada kelompok rentan.
Kelompok yang masuk prioritas adalah warga berusia 60 tahun ke atas, pengidap penyakit kronis, serta penyandang disabilitas.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Studi: Vaksin Pfizer Ampuh 88 Persen Lawan Varian Delta COVID-19
Studi terbaru menunjukkan vaksin Pfizer (BNT162b2) ampuh hingga 88 persen melawan varian delta COVID-19. Sementara, vaksin AstraZeneca (ChAdOx1 nCoV-19) juga ampuh hingga 67 persen.Â
Dilaporkan Forbes, Kamis (22/7), studi memeriksa 19 ribu orang. Hasilnya, vaksin Pfizer ampuh 93,7 persen melawan varian Alpha (pertama ditemukan di Wuhan) dan 88 persen melawan varian Delta.
Sementara, vaksin AstraZeneca aktif 74,5 persen melawan varian Alpha dan 67 persen melawan Delta.Â
Penelitian ini melibatkan berbagai institusi di Inggris: Public Health England, London School of Hygiene and Tropical Medicine, Imperial College London, Guy's and St. Thomas' Hospital NHS Trust, hingga Universitas Oxford.
Hasil pemberian dua dosis juga ditegaskan lebih ampuh. Pasalnya, satu vaksin Pfizer hanya ampuh 36 persen melawan varian Delta bergejala, sementara AstraZeneca hanya sekitar 30 persen.
"Secara keseluruhan, kami menemukan level keefektivan tinggi dari vaksin melawan penyakit simptomatik varian delta setelah pemberian dua dosis," tulis penelitian tersebut.
Advertisement