Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negaranya saat ini menghadapi kebakaran hutan terburuk sepanjang sejarah. Pernyataan itu ia sampaikan ketika kebakaran hutan menyebar hingga ke pembangkit listrik di barat daya Turki.
Dipicu suhu tinggi dan angin yang kuat, kebakaran hutan di Turki telah memaksa ribuan warga dan turis asing meninggalkan rumah dan hotel di dekat pantai Aegea dan Mediterania, seperti dikutip dari US News, Kamis (5/8/2021).
Baca Juga
Delapan orang tewas dalam kebakaran tersebut sejak pekan lalu.
Advertisement
Pesawat dan puluhan helikopter dengan sejumlah petugas darurat dikerahkan untuk memadamkan kobaran api. Namun, pemerintahan Erdogan menghadapi kritik atas skala dan kecepatan penanganannya terhadap kebakaran itu.
Lebih dari sepekan setelah kebakaran pertama terjadi, api masih membakar 16 titik pada Rabu 4 Agustus. "Kebakaran yang terjadi tahun ini tidak pernah terjadi dalam sejarah kami," kata Erdogan dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi lokal.
"Ini (kejadian) terbesar," Erdogan menegaskan.
Tak hanya Turki, negara-negara tetangga juga menghadapi kebakaran hutan yang dipicu oleh gelombang panas dan angin kencang. Api menyebar ke pembangkit listrik tenaga batu bara di timur Bodrum, di Turki barat daya, menurut wali kota setempat.
"Api telah memasuki pembangkit listrik termal," kata wali kota Milas, Muhammet Tokat.Â
Sebelumnya, para pemerhati lingkungan mengaku prihatin dengan dampaknya jika api menjalar ke unit penyimpanan batu bara milik pembangkit listrik tersebut. "Gas berbahaya dapat menyebar ke atmosfer jika batu bara terbakar secara tidak terkendali,"beber seorang aktivis lingkungan, Deniz Gumusel.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Turki Terima Bantuan Pemadam Kebakaran dari Negara-negara Eropa, Rusia, Hingga Azerbaijan
Tangki penyimpanan bahan bakar yang mudah terbakar di pembangkit listrik itu telah dikosongkan sebagai tindakan pencegahan, menurut seorang reporter dari kantor berita Demiroren. Â
Parit juga telah dibuat sebagai sekat bakar.
Pesawat pemadam kebakaran dari Spanyol dan Kroasia bergabung dengan tim dari Rusia, Iran, Ukraina dan Azerbaijan pekan ini untuk memerangi kobaran api, setelah Turki meminta dukungan Eropa.
Partai-partai oposisi mengkritik Erdogan dan pemerintahannya karena menghabiskan tenaga dan sumber daya pemadam kebakaran selama bertahun-tahun.
Ribuan orang juga tampak maramaikan media sosial yang menyerukan agar Erdogan mundur, sementara yang lain mengkritik kurangnya sumber daya dan apa yang mereka sebut persiapan yang tidak memadai.
Sementara itu, pemerintah Turki telah membela tanggapannya terhadap kebakaran hutan, dengan mengatakan upayanya telah direncanakan dan dikoordinasikan.
Advertisement