Donald Trump Pastikan AS Dikalahkan Taliban di Afghanistan, Desak Joe Biden Mundur

Mantan Presiden AS Donald Trump menyebut kekalahan di Afghanistan menjadi salah satu yang terburuk di AS.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Agu 2021, 22:11 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 15:53 WIB
Donald Trump Bertengkar dengan Jurnalis CNN
Presiden AS, Donald Trump mengarahkan telunjuk ke jurnalis CNN Jim Acosta saat seorang staf mencoba menarik mikrofon darinya dalam konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (7/11). Ketegangan bermula dari pertanyaan sang wartawan soal imigran. (AP/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington, DC - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan Amerika Serikat kalah di Afghanistan setelah Taliban menguasai Kabul. Kekalahan ini disebut salah satu yang terburuk dalam sejarah bangsanya. 

Selain itu, Trump berkata Biden tidak mengikuti rencana yang ia tinggalkan untuk mengatasi situasi di Afghanistan. Kondisi di Afghanistan terkini ia sebut "kekacauan tragis."

"Ini adalah waktunya Joe Biden untuk mundur dengan rasa malu atas apa yang ia biarkan terjadi di Afghanistan," tulis Donald Trump dalam rilis resmi, dikutip New York Post, Senin (16/8/2021).

Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban dinilai Trump sebagai "salah satu kekalahan terbesar AS dalam sejarah." Ia juga berkata akan memalukan bila Taliban mengibarkan bendera di Kedutaan Besar AS di Kabul.

"Ini adalah kegagalan karena kelemahan, inkompetensi, dan keseluruhan strategi yang inkoheren," ujar Trump.

Hingga kini, Presiden AS Joe Biden belum memberikan konferensi pers tentang Afghanistan. Ia tidak berada di Gedung Putih karena sedang liburan di Delaware.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Joe Biden Tak Ingin Lanjutkan Perang di Afghanistan

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)

Pada 14 Agustus 2021, Presiden Joe Biden melalui situs Gedung Putih sempat memberikan pernyataan tentang perang di Afghanistan. Ditegaskan bahwa ia tak ingin melanjutkan perang. 

"Kehadiran Amerika tanpa akhir di tengah negara lain yang berada dalam konflik sipil tidaklah bisa disetujui oleh saya," ujar Biden dalam pernyataannya. 

"Saya adalah presiden keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afganistan - dua anggota Partai Republik, dua anggota Partai Demokrat," ujar Biden. "Saya tidak meneruskan perang ini kepada yang kelima." 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya